Bagikan:

JAKARTA - Rusia berencana untuk merombak pasukan pertahanan udaranya, setelah mendapatkan pengalaman baru dalam perang di Ukraina, sekaligus memperkuatnya untuk menghadapi aksesi Finlandia ke dalam aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata seorang komandan pasukan kedirgantaraan Rusia.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun lalu dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus", pertempuran telah berubah menjadi perang artileri yang sengit, dengan penggunaan pesawat tak berawak dan rudal yang ekstensif, yang menguji pertahanan udara Rusia dan Ukraina, melansir Reuters 10 April.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Hari Senin dengan surat kabar Red Star, Letnan Jenderal Andrei Demin, wakil panglima pasukan kedirgantaraan mengatakan, pasukan pertahanan udara telah menghadapi sejumlah tantangan dalam menghadapi serangan Ukraina.

Rusia, katanya, telah menambahkan lebih dari 50 stasiun radar bergerak dan pesawat peringatan dini dan kontrol A-50 yang berpatroli 24 jam sehari. Sementara, instalasi rudal dan anti-pesawat di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Ukraina telah diperkuat.

Di wilayah Ukraina yang berada di bawah kendali Rusia, unit pertahanan udara telah dibentuk untuk mempertahankan instalasi-instalasi utama, kata Letnan Jenderal Demin, sementara Rusia telah meningkatkan produksi sistem anti-drone RLK-MC.

Reformasi "tidak diragukan lagi telah direncanakan dan akan dilaksanakan," sebut Letnan Jenderal Demin kepada surat kabar Kementerian Pertahanan.

"Tujuan dari perubahan yang akan datang adalah pengembangan angkatan bersenjata, yang bertujuan untuk meningkatkan sistem pertahanan udara Federasi Rusia," terangnya.

Letnan Jenderal Demin menambahkan, Rusia juga akan meningkatkan pertahanan setelah Finlandia, yang berbatasan sepanjang 1.300 km (800 mil) dengan Rusia, bergabung dengan NATO.

"Dalam kondisi seperti ini, pasukan pertahanan udara sedang mengerjakan masalah-masalah untuk melindungi perbatasan negara di bagian barat laut negara itu sesuai dengan tingkat ancaman yang meningkat," pungkasnya.