Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan belum ada kesepakatan soal koalisi besar dalam pertemuan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Menurut Jazilul, keduanya masih berkomitmen dan berpegangan pada piagam kerja sama politik Gerindra-PKB yang ditandatangani di Sentul pada Agustus tahun lalu. Termasuk jika koalisi besar yang dinamakan Koalisi Kebangsaan jadi terbentuk. 

"Tadi pertemuannya sangat hangat, lebih hangat dari biasanya, dan semua bicara secara terbuka. Bahwa komitmen kerja sama politik yang ditandatangani oleh Pak Prabowo dan Gus Muhaimin tetap menjadi pegangan. Sampai seandainya ada koalisi besar itu akan tetap menjadi pegangan," ujar Jazilul di Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin, 10 April. 

Diketahui, Gerindra dan PKB sudah sepakat membangun koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) untuk Pemilu 2024.  

"Saya pikir itu berita baik untuk PKB, artinya Gerindra dan PKB sama-sama partai yang memiliki komitmen, memegang janji, itu penting dalam politik," sambungnya. 

Menyoal Cak Imin harus menjadi cawapres Prabowo, Jazilul menegaskan, keputusan terkait capres cawapres merupakan kewenangan kedua ketum, sebagaimana amanat Ijtima' Ulama Nusantara. 

"Ya kan dibicarakan berdua saja nanti dan kerja sama politik yang ditandatangani itu memandatkan kepada Pak Prabowo dan Gus Muhaimin, terserah beliau," jelasnya. 

Namun, Wakil Ketua MPR itu membantah jika ada arahan dari Presiden Joko Widodo mengenai capres cawapres yang akan diusung oleh koalisi besar.

"Setahu saya enggak ada dan apalagi Pak Prabowo dan Gus Muhaimin juga saya pikir bisa bertemu langsung dengan Pak Jokowi, seandainya ada arahan," katanya. 

Lebih lanjut, Jazilul menepis jika penentuan capres cawapres di koalisi besar akan sulit. Menurutnya bukan kendala, namun kata dia, mengumpulkan dua atau tiga koalisi harus ada formula untuk menetapkan paslon. 

"Kalau koalisi Kebangkitan Indonesia Raya kan jelas itu formulanya diserahkan kepada Pak Prabowo dan Gus Muhaimin. Nah, kalau koalisi besar kaya apa formulanya?," ucapnya. 

Sementara ini, tambah Jazilul, pembicaraan partai-partai politik belum sampai kepada menyusun format detail. Hanya saja, bagaimana koalisi besar bisa memberikan manfaat untuk masyarakat dan Indonesia ke depan. 

"PKB hanya menyampaikan waktu itu merupakan bagian dari wacana. Wacana dijajaki terus, sekarang dijajaki lagi, tapi sampai hari ini belum ada format yang detail yang resmi seperti apa koalisi besar," ungkapnya. 

"Prinsipnya, PKB memegang apa yang menjadi komitmen bersama Partai Gerindra, demikian juga Partai Gerindra. Sehingga misalnya koalisi besar, saya rasa komitmennya itu akan tetap dipakai," kata Jazilul. 

Dia juga menegaskan, PKB tak mensyaratkan Cak Imin harus menjadi cawapres di koalisi besar. Terpenting, sesama anggota koalisi yang tergabung harus saling memberikan keuntungan. 

"Ya tentu enggak syarat-syaratan ya, semuanya masih bersifat sama-sama dengan mutualisme simbiosis, saling menguntungkan, saling memberikan manfaat, saling membesarkan," pungkasnya.