Bagikan:

JAKARTA - Partai Gerindra setuju jika Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), yang dibentuk bersama PKB, bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Golkar, PAN, dan PPP.

Hal ini menyusul adanya peluang KIB dan KIR gabung usai pertemuan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar kemarin.

"Soal bergabung KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, itu tentu kalau terjadi kita senang saja, tentunya setuju," ujar Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Sabtu, 11 Februari.

Namun menurut Dasco, wacana penggabungan koalisi tersebut hanya bisa terwujud jika partai-partai di KIB, dalam hal ini PAN dan PPP juga ikut menyetujui.

"Tinggal sekarang, yang di KIB itu apakah hanya Golkar atau dua-duanya? Kalau KIB kan artinya tiga partai, itu saya belum bisa jawab. Kalau misalnya tiga partai itu KIB setuju, ya kita (Gerindra-PKB) tentunya setuju," katanya.

Apabila nantinya koalisi bergabung, Dasco menilai, kedua pihak pasti akan membahas dahulu soal mekanisme penentuan capres untuk Pilpres 2024 mendatang.

"Tentunya sebelum berkoalisi kita akan bicarakanlah, apa, gimana mekanismenya. Kalau seandainya itu benar, dan tentunya kita menyambut gembira," kata Wakil Ketua DPR itu.

Sedangkan di KIR, tambahnya, soal capres dan cawapres pastinya akan dibahas Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar.

"Kalau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, atau PKB-Gerindra, itu kan dibicarakan oleh Pak Prabowo dan Pak Muhaimin," pungkas Dasco

Sebelumnya, Golkar dan PKB tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan antara KIB dengan KIR. Ketum Golkar Airlangga Hartarto menyebut, bergabungnya dua koalisi menjadi satu akan menambah kekuatan koalisi, apalagi sesama partai pendukung pemerintah.

"Dua-duanya mengajak. Jadi kalau dua-dua bergabung lebih kuat lebih baik," kata Airlangga di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Februari.

"Dan jangan lupa ini semua partai pemerintah," imbuhnya.