Bagikan:

JAKARTA - PPP pesimistis ide koalisi besar gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bakal terealisasi.

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menilai sejauh ini partai politik atau parpol penggagas koalisi besar masih belum bersepakat. Belum lagi bakal sulitnya menentukan calon presiden (capres).

"Saya enggak yakin (koalisi besar terbentuk, red), kenapa? Ada problem," ujar Awiek, Rabu, 12 April.

Awiek lantas mengurai persoalan sulitnya kesepakatan di koalisi besar. Pertama, KIB yang beranggotakan Golkar, PAN dan PPP belum bertemu untuk membahas wacana tersebut. Menurutnya, KIB belum tentu bersepakat gabung dengan koalisi KIR yang dibentuk Gerindra dan PKB.

Selain itu, lanjutnya, saat silaturahmi di markas PAN sebetulnya mengundang PDI Perjuangan (PDIP), namun ketua umum tidak bisa hadir. Awiek meyakini, Presiden Jokowi yang mengetahui gagasan koalisi besar tentu tidak akan meninggalkan PDIP.

Kemudian kedua, soal penentuan capres dan cawapres. Pasalnya, masing-masing partai mencalonkan satu nama untuk dijagokan pada Pilpres 2024. Disisi lain, nama-nama capres yang diusulkan tersebut belum disepakati di internal koalisi masing-masing.

Diketahui, untuk KIB sendiri, nama-nama yang muncul adalah ketua umum Golkar Airlangga Hartarto, sedangkan PAN merekomendasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atau Menteri BUMN Erick Thohir.

Sementara di koalisi KIR, sama-sama memandatkan ketua umumnya. Yakni, Gerindra mencapreskan Prabowo Subianto, dan PKB mengusung Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Jadi saya enggak bisa membayangkan kalau KIB dengan KIR, siapa capresnya?" kata Awiek.

"Kita hormati Pak Airlangga capres hasil munas, emang mau munas lagi untuk menggugurkan capresnya Pak Airlangga? Itu internal Golkar. Prabowo capres Gerinda, PAN mengusung Ganjar rakernasnya Erick. Sudah ada tiga capres. Ini sesuatu yang hitung-hitungan politik enggak mungkin," tambah anggota Komisi VI DPR itu.

Belum lagi di internal PPP yang juga akan mengusulkan nama, meskipun sementara ini masih menjaring tokoh-tokoh potensial seperti Sandiaga Uno. Kalaupun Sandiaga yang diajukan PPP sebagai capres ataupun cawapres, kata Awiek, itu juga sulit karena tidak mungkin dipasangkan dengan Prabowo apalagi dengan Bacapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.

"Kalau Pak Sandi di Gerindra kan enggak bisa, mau ngulang Prabowo-Sandi? Itu impossible. Anies-Sandi sesuatu yang kecil kemungkinannya," katanya.