Bagikan:

JAKARTA - Antibodi yang terbentuk dari infeksi virus corona di masa lalu, memberikan perlindungan sekitar 83 persen terhadap kemungkinan reinfeksi orang yang sama. Antibodi tersebut diketahui dapat melindungi sang pemilik selama lima bulan.

Ini berdasarkan hasil studi Public Health England belum lama ini. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah, para ahli sepakat seseorang masih bisa terinfeksi kembali dan mungkin bisa menularkannya ke orang lain.

Dalam studi yang dilakukan Sars-Cov-2 Immunity & REinfection EvaluatioN (SIREN) dari Public Health England pada rentang waktu 18 Juni - 24 November 2020, ada 44 potensi infeksi ulang, dari 6.614 peserta yang telah dites positif untuk antibodi.

Penasihat Medis Senior Public Health England sekaligus pemimpin studi SIREN Profesor Susan Hopkins mengungkapkan, mereka yang sebelumnya menderita COVID-19 kemungkinan tidak akan mengalami kasus yang parah, jika kembali terinfeksi.

"Ini berarti, jika Anda yakin Anda sudah mengidap penyakit itu dan terlindungi, Anda dapat diyakinkan tidak mungkin mengalami infeksi parah. Tetapi, masih ada risiko bahwa Anda dapat tertular dan menularkan ke orang lain," paparnya seperti melansir euronews.

ilustrasi penelitian COVID-19
Ilustrasi. (Trnava University/Unsplash)

SIREN diketahui telah melakukan uji pemeriksaan terhadap lebih dari 20 ribu petugas layanan kesehatan di 102 National Health Service, di seluruh Inggris sejak Juni 2020 lalu.

Peneliti SIREN juga diketahui sedang meneliti, apakah antibodi dari pasien COVID-19 sebelumnya, mampu melindungi dari infeksi varian baru virus corona yang lebih menular yang ditemukan di Inggris.

Selain itu, juga meneliti antibodi dan kemungkinan infeksi ulang. Serta meneliti berapa lama daya tahan vaksin virus corona yang telah disetujui untuk digunakan, dalam melindungi seseorang dari virus corona.