Tradisi yang Hilang Menjelang Peralihan Kekuasaan AS: Sowan Presiden Baru ke Gedung Putih
Donald Trump dan Joe Biden (VOI/Raga Granada)

Bagikan:

JAKARTA - Tinggal hitungan hari bagi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden memasuki Gedung Putih. Begitu pula sang istri, Jill Biden yang segera menjadi ibu negara. Namun, sampai detik ini kabarnya, Ibu Negara Melania Trump belum melakukan kontak dengan Jill. Tradisi pertemuan antara presiden terpilih dengan yang hendak menyelesaikan jabatan di AS seolah menghilang. 

Mengutip Independent, Jumat 15 Januari 2021, salah satu tradisi besar dalam prosesi perlihan kekuasaan adalah presiden terpilih dan ibu negara yang baru, datang mengunjungi Gedung Putih. Hal tersebut dilakukan setelah pemilu untuk saling bertemu dengan keluarga satu sama lain. Namun tampaknya sekarang tradisi itu pudar. 

Setelah pemilu yang penuh ketegangan, tradisi tersebut dianggap sebagai salah satu cara untuk memperbaiki hubungan yang sempat renggang. Sebelumnya, mantan presiden AS Barack Obama begitu menjunjung tinggi tradisi tersebut dengan mengunjungi Donald Trump. Namun kali ini seolah tak ada upaya dari Biden dan Trump.

Jelas tidak ada hubungan yang hangat antara Donald Trump dan Joe Biden setelah Pemilu AS 2020 yang berlarut-larut dan menyakitkan. Terdapat tuduhan tak berdasar tentang kecurangan, kemudian kekerasan mengerikan di Gedung Capitol oleh para perusuh yang setia kepada Trump.

Lewat akun Twitter-nya saat belum ditangguhkan, Trump mengatakan bahwa dia tidak akan datang pada pelantikan Joe Biden yang diselenggarakan pada 20 Januari. Namun Joe Biden menganggap itu "hal yang baik" dan mengabaikan tradisi kehadiran panglima yang akan lengser adalah "salah satu dari sedikit hal-hal yang dia dan saya sepakati.”

Selain tidak melakukan kontak dengan Jill Biden, Melania juga belum mendirikan kantor baru untuk melanjutkan programnya yaitu 'Be Best' setelah dia berada di Washington. Sama seperti suaminya, Melania dituduh melepaskan tanggung jawab yang terkait dengan peran resminya. 

Meski tidak ada kesempatan untuk bertemu Melania Trump, Jill Biden telah memiliki rencananya sendiri. Jill Biden sudah merencanakan prioritasnya yang berhubungan dengan militer.

"Pada 2011, Michelle Obama dan saya meluncurkan Joining Forces untuk mendukung anggota dinas militer, veteran, keluarga mereka, pengasuh, dan orang yang selamat," kata Jill Biden lewat akun Twitter-nya. “Sebagai ibu militer, saya sangat bangga dengan pekerjaan ini dan tidak sabar untuk memulainya dengan tim Gedung Putih.”

Jill Biden mengumumkan bahwa dia menunjuk Rory Brosius sebagai direktur eksekutif program dukungan untuk keluarga militer yang dia rencanakan untuk dihidupkan kembali. Ia melanjutkan pekerjaannya dengan keluarga militer melalui Yayasan Biden setelah berakhirnya Pemerintahan Obama.

Brosius yang merupakan istri seorang veteran Korps Marinir, telah menjadi bagian dari tim transisi Joe Biden dan menjadi penasihat senior Jill Biden saat kampanye. Program Joining Forces berfokus pada pendidikan, pekerjaan dan kebugaran. Keluarga Bidan membawa perspektif tentang masalah keluarga militer yang diperoleh melalui layanan mendiang putranya, Beau Biden, di Pengawal Nasional Tentara Delaware.

Pemerintahan Trump yang akan berakhir juga memiliki fokus pada kesejahteraan para veteran dan membangun kekuatan militer. Melania Trump bersama Karen Pence juga bekerja pada masalah dukungan keluarga militer, tetapi tidak di bawah bendera Joining Forces.

Sudah siap pergi

Ketika Trump secara terbuka menuding adanya kecurangan pada Pemilu AS 2020 dan berpegang teguh pada harapan palsu untuk tetap tinggal di Gedung Putih, Melania Trump telah mengemasi barang-barang mereka untuk pindah. Hal tersebut disampaikan oleh berbagai sumber yang telah mengamati aktivitas Trump sejak akhir November.

Melania sudah setengah jalan menyelesaikan tugas pengiriman barang baik ke Mar-a-Lago atau ke penyimpanan, setelah sedikit demi sedikit mengawasi perpindahan selama berminggu-minggu. Staf tempat tinggal harus membantu pengemasan dan memfasilitasi logistik pengepakan tanpa menimbulkan kemarahan Trump, yang saat itu benar-benar yakin dia akan tetap tinggal.

Sikap Melania Trump dalam bersiap-siap dan siap berangkat juga menandakan keinginannya untuk menyelesaikan masalah dengan pemerintahan dan empat tahun terakhir dari pasang surut dramatis.

"(Melania Trump) tidak sedih untuk pergi," kata seorang pejabat Gedung Putih yang mengetahui suasana hatinya. Tidak seperti sang suami, Melania tidak pernah keberatan untuk pergi.