Komentari Dakwaan Terhadapnya, Donald Trump: Saya Tidak Pernah Berpikir Hal Seperti Ini Bisa Terjadi di Amerika
Donald Trump. (Wikimedia Commons/Gage Skidmore)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Presiden Donald Trump mengecam jaksa penuntut New York, Alvin Bragg, yang mengajukan tuntutan kriminal terhadap dirinya, menyatakan dirinya sebagai korban campur tangan dalam pemilihan umum tanpa memberikan bukti.

"Saya tidak pernah berpikir hal seperti ini bisa terjadi di Amerika," kata Trump kepada para pendukungnya yang berkumpul di rumahnya di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, melansir Reuters 5 April.

"Satu-satunya kejahatan yang telah saya lakukan adalah tanpa rasa takut membela negara kita dari mereka yang berusaha menghancurkannya," sambungnya.

Sebelumnya, Trump mengaku tidak bersalah di pengadilan Manhattan atas 34 dakwaan kejahatan pemalsuan catatan bisnis, saat jaksa menuduhnya mengatur pembayaran kepada dua wanita sebelum Pemilu 2016, untuk menekan publikasi pertemuan seksual mereka dengannya.

Trump, yang mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Republik pada tahun 2024, pada Selasa malam di Florida memberikan pidato yang relatif singkat, 25 menit, dibandingkan dengan pidato-pidato rapat umum yang terkadang bisa berlangsung selama dua jam.

Meskipun melancarkan kecaman terhadap para jaksa penuntut, ia tidak menyerukan protes baru dari para pendukungnya. Dan, meskipun ia diperkirakan akan segera kembali ke jalur kampanye, ia tidak memberikan rincian tentang hal itu.

Lebih lanjut Trump mengatakan, ia diburu oleh lawan-lawan politiknya yang menggunakan sistem hukum untuk melawannya, mencoba menghentikannya untuk memenangkan kembali Gedung Putih pada tahun 2024.

Trump menuduh Jaksa Wilayah Manhattan, Bragg, telah mengincarnya "sebelum dia tahu apa pun tentang saya." Dia juga mengatakan, hakim dalam kasus ini, Juan Merchan, adalah "hakim yang membenci Trump."

Namun ia tidak memberikan bukti apapun untuk mendukung klaimnya mereka melakukan tindakan tersebut, untuk melemahkan peluangnya untuk kembali ke Gedung Putih.

Dalam kesempatan yang sama, Trump menyerang balik berbagai kasus hukum yang menimpanya, mulai dari penanganan dokumen rahasia yang dibawa ke Mar-a-Lago saat Trump pindah dari Gedung Putih pada awal 2021, penyelidikan atas penyerangan 6 Januari 2021 di Gedung Kongres AS hingga kasus campur tangan Pemilu yang dihadapinya di Georgia pada Pemilu 2020.

Ia mengatakan, kasus-kasus tersebut merupakan upaya untuk menggagalkan pencalonan ketiganya sebagai presiden, dan menyebutnya sebagai "campur tangan Pemilu yang masif dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya."