Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden merayakan masuknya Finlandia ke dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Hari Selasa, memujinya sebagai proses ratifikasi tercepat dalam sejarah modern aliansi tersebut.

Tak hanya itu, bergabungnya Finlandia dengan NATO dipandang oleh Barat sebagai kemenangan atas Presiden Rusia Vladimir Putin dan perangnya di Ukraina.

"Ketika Putin melancarkan perang agresi yang brutal terhadap rakyat Ukraina, ia mengira bahwa ia dapat memecah belah Eropa dan NATO. Dia salah," kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The National News 5 April.

"Hari ini, kita lebih bersatu dari sebelumnya. Dan bersama-sama, diperkuat oleh sekutu terbaru kami, Finlandia, kami akan terus menjaga keamanan trans-Atlantik, mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO dan menghadapi setiap tantangan yang kami hadapi," urai Presiden Biden.

Finlandia secara resmi bergabung dengan aliansi keamanan terbesar di dunia pada Hari Selasa, setelah menyelesaikan serangkaian formalitas di markas besar aliansi di Brussels, Belgia.

Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto menyerahkan dokumen aksesi NATO negaranya kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, penjaga perjanjian pendiri aliansi tersebut.

Terpisah, Moskow menggambarkan bergabungnya Finlandia dengan NATO sebagai "serangan" terhadap keamanan Rusia.

"Kremlin percaya bahwa ini adalah kejengkelan terbaru dari situasi ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan.

"Perluasan NATO merupakan serangan terhadap keamanan kami dan kepentingan nasional Rusia," sebut Peskov.

Sebelumnya, Rusia akan memperkuat kapasitas militernya di wilayah barat dan barat laut, sebagai tanggapan seiring dengan resmi bergabungnya Finlandia NATO, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko menurut laporan kantor berita pemerintah RIA.

Finlandia memiliki perbatasan sepanjang 1.300 km (810 mil) dengan Rusia, yang kira-kira akan melipatgandakan perbatasan aliansi trans-Atlantik yang berhadapan dengan Moskow.

"Kami akan memperkuat potensi militer kami di arah barat dan barat laut. Jika pasukan dan sumber daya anggota NATO lainnya dikerahkan di Finlandia, kami akan mengambil langkah tambahan untuk memastikan keamanan militer Rusia," kata Grushko kepada RIA, seperti melansir Reuters.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan tahun lalu, Rusia mengambil "tindakan pencegahan yang memadai" dan akan membentuk 12 unit dan divisi di distrik militer barat.

Kemarin, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memastikan, pihaknya tidak akan mengerahkan pasukan apapun di Finlandia, tanpa persetujuan Pemerintah Helsinki.

"Ini adalah keputusan Finlandia. Tidak akan ada pasukan NATO di Finlandia tanpa persetujuan Finlandia," kata Stoltenberg, seperti mengutip TASS.

Kendati demikian, Stoltenberg menggarisbawahi, Finlandia akan membawa "industri pertahanan yang maju" dan "kemampuan kelas atas" ke dalam aliansi tersebut.