Rusia Tangkap Aktivis anti-Perang Usai Ledakan Bom yang Menewaskan Bloger Vladlen Tatarsky
Ilustrasi. (Pixabay/4711018)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Rusia pada Hari Senin mengumumkan penangkapan seorang wanita yang dicurigai terkait ledakan bom di sebuah kafe St. Petersburg, menewaskan bloger perang terkemuka sehari sebelumnya.

Maxim Fomin, seorang bloger militer Rusia yang terkenal dengan nama Vladlen Tatarsky, tewas pada Hari Minggu, menjadi pembunuhan kedua di Rusia terhadap seorang tokoh yang terkait dengan konflik di Ukraina.

"Petugas Komite Investigasi Rusia bekerja sama dengan agen-agen rahasia menahan Darya Trepova, karena dicurigai berada di balik ledakan kafe di St. Petersburg," sebut Komite Investigasi, melansir TASS 3 April.

Sebelumnya, ledakan terjadi di Streetfood-Bar No. 1, pusat Kota St. Petersburg pada 2 April. Selain menewaskan Tatarsky yang sedang mengadakan acara di sana, lebhih dari 30 orang terluka akibat ledakan tersebut.

Lebih lanjut dikatakan, menurut data awal, sebuah peledak dengan kekuatan lebih dari 200 gram TNT meledak di dekat panggung. Para penyelidik dan unit TKP masih bekerja di lokasi kejadian.

Pada Minggu malam, para penegak hukum menggeledah apartemen Trepova di St. Petersburg, tempat ibu dan saudara perempuannya diinterogasi. Menurut laporan awal, Trepova-lah yang memberikan Tatarsky patung yang diisi dengan bahan peledak. Dia kemudian dicari oleh polisi.

Terpisah, laporan media Rusia yang belum dikonfirmasi mengatakan, ia ditemukan bersembunyi di apartemen teman suaminya di St Petersburg dan berencana untuk melarikan diri ke Uzbekistan, seperti mengutip Reuters.

Catatan pengadilan yang dikutip oleh TASS menunjukkan ia ditahan pada 24 Februari tahun lalu, pada hari ketika Rusia menginvasi Ukraina, karena ikut serta dalam apa yang dianggap sebagai protes anti-perang yang ilegal oleh pihak berwenang.

Dinas keamanan FSB Rusia mengatakan bulan lalu, mereka telah menggagalkan serangan bom mobil yang didukung oleh Ukraina terhadap seorang pengusaha nasionalis terkemuka yang telah menjadi pendukung perang Moskow di Ukraina.

Diketahui, memiliki lebih dari 560.000 pengikut di Telegram, Tatarsky merupakan salah satu komentator pro-perang yang paling terkemuka di Rusia. Ia lahir di Donbas, pusat industri Ukraina timur, dan bekerja sebagai penambang batu bara sebelum mendirikan bisnis furnitur, seperti mengutip The National News.

Setelah mengalami kesulitan keuangan, ia dikatakan merampok bank dan dijatuhi hukuman penjara. Dia melarikan diri dari tahanan setelah pemberontakan separatis yang didukung Rusia melanda Donbas pada tahun 2014, beberapa minggu setelah aneksasi Moskow atas semenanjung Krimea di Ukraina. Ia kemudian bergabung dengan pemberontak separatis dan bertempur di garis depan, sebelum beralih menjadi bloger.