Bagikan:

JAKARTA - Seorang perempuan yang dituduh membunuh seorang blogger militer terkemuka Rusia mengatakan, ia sangat menyesal telah mengantarkan bom yang menewaskan Maxim Fomin, tetapi ia tak tahu isi sebenarnya dari bingkisan yang ia serahkan kepada Fomin di sebuah kafe di St. Peterburg sebulan yang lalu.

Darya Trepova kini ditahan di Moskow atas tuduhan terorisme, dituduh bekerja sama dengan dinas khusus Ukraina untuk membunuh Maxim Fomin, yang menulis blog pro-perang yang populer dengan nama Vladlen Tatarsky.

"Yang terpenting, saya ingin mati," kata wanita berusia 26 tahun itu kepada saluran berita online Rotonda, yang mengunggah kutipan wawancaranya secara online, seperti dilansir dari Reuters 4 Mei.

"Saya mengingat kejadian itu berulang kali di kepala saya... Mengapa saya begitu saja percaya bahwa tidak ada yang berbahaya dalam paket yang diminta untuk saya antarkan?" katanya.

"Hal yang paling tak tertahankan adalah mereka membunuh seorang pria dengan tangan saya, dan melukai puluhan lainnya. Saya selalu menentang kekerasan," sesalnya.

Trepova tidak mengatakan siapa yang memintanya untuk memberikan paket tersebu, patung Tatarsky, dengan bahan peledak yang disembunyikan di dalamnya kepada blogger itu saat ia bertemu dengan para pendukung perang lainnya.

Setelah selamat dari ledakan itu, ia mengatakan telah menulis surat untuk dirinya sendiri di penjara untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tak seharusnya bunuh diri.

"Saya sangat menyesal atas apa yang telah terjadi. Saya berdoa untuk kesehatan para korban dan akan mencoba mengatur pengumpulan dana untuk membantu para korban tragedi itu pulih," kata Trepova.

Sekarang di penjara Lefortovo, yang sering digunakan untuk mereka yang dicurigai sebagai mata-mata dan kejahatan berat lainnya, Trepova mengatakan ia telah dikunjungi tiga atau empat kali oleh para penyelidik, tetapi belum diizinkan untuk bertemu dengan seorang pengacara.

Sementara itu, Rotonda tidak mengatakan kapan wawancara itu dilakukan.