Bagikan:

JAKRTA - Produsen senjata Jerman Rheinmetall sedang membangun pusat pemeliharaan militer dan logistik di Satu Mare, Rumania, yang diharapkan akan mulai beroperasi bulan ini, untuk memperbaiki senjata-senjata yang digunakan Ukraina dalam perang menghadapi invasi Rusia, kata perusahaan itu Hari Minggu.

"Pusat layanan ini akan memainkan peran sentral dalam menjaga kesiapan operasional sistem tempur barat yang digunakan di Ukraina, memastikan ketersediaan dukungan logistik," ujar seorang juru bicara perusahaan tersebut, melansir Reuters 3 April.

Pusat layanan yang terletak di dekat perbatasan dengan Ukraina ini akan melayani self-propelled howitzer, tank Leopard 2 dan Challenger, kendaraan tempur infanteri Marder, kendaraan angkut lapis baja Fuchs hingga truk militer.

"Ini adalah perhatian utama bagi kami di Rheinmetall untuk memberikan dukungan terbaik bagi pasukan NATO dan Ukraina," ujar CEO Armin Papperger dalam sebuah pernyataan.

Sebelum Ukraina, Rheinmetall juga mendirikan pusat serupa di Lithuania pada Juni 2022 untuk memberikan dukungan kepada kendaraan NATO di negara-negara Baltik.

Terpisah, Rheinmetall dikabarkan sedang dalam negosiasi untuk membangun pabrik tank di Ukraina, menurut surat kabar Rheinische Post bulan lalu, mengutip sebuah wawancara dengan CEO Armin Papperger.

Rheinmetall diketahui membuat amunisi, peralatan militer, hingga tank Leopard yang diputuskan dikirim ke Ukraina, hasil produksi bersama dengan Krauss-Maffei Wegmann.

"Sebuah pabrik Rheinmetall dapat didirikan di Ukraina dengan biaya sekitar 200 juta euro (212,64 juta dolar AS), yang dapat memproduksi hingga 400 Panther per tahun," kata Papperger seperti dikutip. Panther adalah model tank tempur terbaru dari perusahaan ini.

"Pembicaraan dengan pemerintah Ukraina cukup menjanjikan dan saya berharap akan ada keputusan dalam dua bulan ke depan," tambahnya.

Papperger mengatakan, kendati Sekutu Barat mengirimkan senjata yang cukup bagi Ukraina untuk mempertahankan diri, namun Kyiv tidak memiliki peralatan yang cukup untuk merebut kembali wilayah mereka.

Ia mengatakan, Ukraina membutuhkan 600 hingga 800 tank dan pembangunan tank-tank baru harus dimulai dengan cepat untuk mencapai jumlah tersebut.

"Pembicaraan dengan pemerintah Ukraina cukup menjanjikan dan saya berharap akan ada keputusan dalam dua bulan ke depan," tambahnya.