Sebut Situasi di Bakhmut Sangat Menegangkan, Presiden Zelensky Puji Kegigihan Pasukannya Menghadapi Serangan Rusia
Presiden Zelensky saat mengunjungi pasukannya di garis depan. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan situasi di sekitar Bakhmut sangat berbahaya, setelah pertempuran berlarut-larut berlangsung selama berbulan-bulan untuk memperebutkan kota tersebut.

"Terima kasih kepada tentara kami yang bertempur di Avdiivka, Maryinka, dan Bakhmut. Terutama Bakhmut," kata Presiden Zelensky dalam pidato video malam, melansir Reuters 3 April.

"Di sana sangat menegangkan" sambungnya.

Dalam pidato videonya, Presiden Zelensky juga mengatakan bahwa dua orang telah tewas dalam serangan mortir Rusia di dekat kota Konotop di wilayah utara Sumy.

Dia mencatat laporan sebelumnya, serangan Rusia telah menewaskan enam orang di Kota Kostyantynivka di wilayah Donetsk di Ukraina timur. Sebelas orang terluka.

Terpisah, pendiri pasukan tentara bayaran Rusia Wagner Group Yevgeny Prigozhin mengatakan, pasukannya telah mengibarkan bendera Rusia di gedung pemerintahan di kota itu.

Namun, tidak ada indikasi dari para pejabat Ukraina bahwa Bakhmut telah jatuh ke tangan Rusia. Sebelumnya, Prigozhin telah membuat klaim yang terlalu dini.

Prigozhin, dalam sebuah pesan audio yang diunggah di akun Telegram layanan persnya, mengatakan: "Dari sudut pandang hukum, Bakhmut telah direbut. Musuh terkonsentrasi di bagian barat."

Diketahui, pasukan Rusia telah berbulan-bulan berusaha mengepung dan merebut Bakhmut, sebuah kota berpenduduk 70 ribu jiwa sebelum invasi Rusia dilancarkan lebih dari setahun yang lalu.

Seorang pejabat senior Ukraina sebelumnya menggambarkan situasi di sekitar kota itu sebagai "tegang," dengan komando militer mempertimbangkan setiap langkah dengan hati-hati.

Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar mengatakan, pasukan Ukraina terus mempertahankan posisi mereka. Sementara, pasukan Rusia tidak terlalu memperhatikan kerugian mereka saat mereka melakukan serangan.

"Situasi di Bakhmut masih tegang," kata Maliar di Telegram.

"Tetapi, setiap keputusan militer dan setiap langkah ditimbang dengan hati-hati ... Kami merespons situasi yang ada dengan tepat, dengan mempertimbangkan semua keadaan, tugas dan prinsip kelayakan militer," terang Maliar.

Sebelumnya, Presiden Zelensky dan para komandan militer sepakat bulan lalu untuk mempertahankan pertahanan Bakhmut, di tengah perdebatan publik mengenai apakah yang terbaik adalah tetap bertahan atau mengambil posisi pertahanan lainnya.

Sementara itu, analis militer terkemuka Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan, pertempuran telah melanda pusat kota. Pasukan Ukraina telah menangkis 25 serangan musuh, tetapi pasukan Rusia telah merebut pabrik logam AZOM, yang telah dipertahankan oleh pasukan Ukraina selama berhari-hari.

"Musuh menyerang pusat kota dari utara, timur dan selatan dan mencoba untuk mengambil alih kota di bawah kendali penuh," terang Zhdanov, yang memiliki hubungan dekat dengan militer Ukraina, dalam sebuah video yang ditayangkan di YouTube.

"Di beberapa tempat, kami telah berhasil dan di beberapa tempat kami bahkan melakukan serangan balasan. Tapi musuh kadang-kadang mencatat beberapa keberhasilan mengingat jumlah pasukannya dan jumlah serangan hariannya," paparnya.

Sedangkan analis militer lainnya Yuri Butusov mengatakan, Ukraina terhambat oleh kurangnya perencanaan pertahanan, terutama di dekat Avdiivka, kota kedua yang diserang di wilayah Donetsk.

"Kami masih kekurangan perencanaan dalam hal membangun posisi pertahanan yang stasioner, dipertimbangkan dengan baik, dan dipertahankan dengan baik," terang Butusov dalam sebuah wawancara akhir pekan dengan Radio NV Ukraina.

"Ini adalah sifat dari krisis di dekat Avdiivka dan di daerah-daerah lain di garis depan. Musuh merobohkan satu demi satu posisi. Dan tidak ada posisi belakang," tandasnya.