Tepis Gencatan Senjata saat Ini, Operasi Militer Khusus Terus di Ukraina Berlanjut, Rusia: Hanya Itu Cara Mencapai Tujuan Kita
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Пресс-служба Президента России)

Bagikan:

JAKARTA - Kremlin pada Hari Jumat menyebut, pihaknya tidak mungkin melakukan gencatan senjata saat ini, karena akan membuat mereka tidak akan mencapai tujuan-tujuan digelarnya operasi militer khusus di Ukriana.

Komentar Kremlin dibuat setelah Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu terdekat Rusia, menyerukan gencatan senjata segera, tanpa prasyarat, agar Moskow dan Kyiv memulai negosiasi untuk penyelesaian perdamaian yang langgeng.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan, Rusia telah mencatat komentar Presiden Lukashenko. Dikatakan, Presiden Vladimir Putin akan mendiskusikannya dengan Presiden Lukashenko minggu depan.

Namun, Peskov mengingatkan, tujuan-tujuan Rusia dari operasi militer khusus di Ukraina tidak akan dapat dicapai saat ini, jika pertempuran dihentikan.

"Dalam hal Ukraina, tidak ada yang berubah, operasi militer khusus terus berlanjut, karena saat ini hanya itu satu-satunya cara yang ada di depan kita untuk mencapai tujuan kita," kata Peskov, melansir Reuters 31 Maret.

Lebih jauh Peskov menerangkan, bagian dari rencana yang diusulkan oleh China untuk perdamaian di Ukraina "tidak dapat direalisasikan saat ini, karena keengganan - atau lebih tepatnya ketidakmampuan - pihak Ukraina untuk tidak mematuhi pengawas dan komandan mereka".

Hal ini merujuk pada klaim Moskow - yang tidak didukung oleh bukti - bahwa para pendukung Barat Ukraina telah memerintahkan Kyiv untuk tidak melakukan gencatan senjata.

"Para komandan ini, seperti yang kita tahu, tidak duduk di Kyiv dan bersikeras agar perang terus berlanjut," kritik Peskov.

Sebelumnya, Rusia mengatakan mereka terbuka untuk perdamaian, namun telah menjelaskan hal ini hanya akan terjadi dengan syarat-syaratnya.

Ia mengatakan, Kyiv harus menerima "realitas baru" di lapangan, di mana Rusia telah merebut dan mengklaim telah mencaplok lebih dari seperenam wilayah Ukraina.

Sementara, Ukraina mengatakan Rusia harus menarik mundur pasukannya sebagai pendahulu kesepakatan damai, mengatakan gencatan senjata sementara hanya akan memungkinkan Rusia untuk berkumpul kembali untuk aksi militer di masa depan.

Diketahui, Moskow mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan Ukraina sebagai bagian dari "perang hibrida", bertujuan untuk memberikan kekalahan strategis kepada Rusia. Sebaliknya, Ukraina dan Barat mengatakan bahwa klaim Rusia adalah dalih yang tidak berdasar untuk membenarkan invasinya.