Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari, mengakui partainya memiliki hubungan dekat dengan Partai Golkar. Namun kedekatan tersebut belum mengarah pada pembentukan koalisi besar. 

Diketahui, wacana koalisi besar ini sebelumnya diusulkan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla. JK hadir bersama Ketum Golkar Airlangga Hartarto dalam acara buka puasa bersama NasDem beberapa waktu lalu. 

“Hubungan Golkar dan NasDem selama ini sangat erat, kedua ketum antara Pak Surya Paloh dan Pak Airlangga pun sangat erat,” ujar Taufik Basari atau Tobas kepada wartawan, Kamis, 30 Maret. 

Tak mau berspekulasi soal kemungkinan dibentuknya koalisi besar, Tobas menegaskan saat ini dinamika politik jelang Pemilu 2024 masih bisa berubah. Namun, dia tak menampik jika komunikasi antar parpol masih terus dilakukan sebagai upaya menambah kekuatan.  

“Sebagai partai besar, partai yang senior tentu apabila kita bisa berjalan bersama-sama dengan Partai Golkar itu suatu hal yang positif. Tapi tetap kita akan mengambil sikap positif terhadap hal-hal apapun yang bisa menambah kekuatan kalau ada menambah partai di koalisi kan penambahan kekuatan itu tidak bisa dipungkiri,” ungkap Tobas.

“Jadi siapa pun itu mau Golkar, mau yang lain itu tetap pasti merupakan penambahan kekuatan dari dukungan politik yang ada,” imbuhnya. 

Kendati demikian, Tobas belum dapat memastikan jika konfigurasi soal capres dan cawapres akan berubah apabila ada penambahan parpol atau gabungan koalisi.

Sebab kata dia, semua masih sangat dinamis dan tentu jika ada yang bergabung maka akan dibicarakan dengan PKS dan Demokrat sebagai mitra di Koalisi Perubahan. 

“Karena kita sudah sepakat untuk bergabung berjalan bersama-sama. Kita juga sudah menandatangani piagam deklarasi tentunya kebersamaan ini harus kita jaga," kata Tobas. 

"Tapi juga saya meyakini pasti setiap ada hal-hal yang kemudian dianggap bisa menambah kekuatan politik, tentu akan dipertimbangkan oleh semua partai yang bergabung di koalisi perubahan,” pungkasnya.