JAKARTA - Juru bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M. Kholid, membantah kabar yang menyebut partainya bakal bergabung bersama Golkar di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Kabar itu menguat setelah petinggi PKS disebut sering melakukan pertemuan dengan petinggi Partai Golkar.
Kholid menampik, kedekatan PKS dan Golkar belakangan ini membuat hubungan partainya dengan NasDem dan Partai Demokrat sebagai calon kawan koalisi merenggang.
Dia memastikan, komunikasi antara PKS dan Golkar tidak sampai menggoyang rencana koalisi bersama NasDem dan Demokrat. Bahkan, kata dia, perkembangan untuk rencana deklarasi koalisi pada November mendatang sudah hampir 100 persen.
"Sejauh ini, baik PKS, NasDem dan Demokrat sama-sama nyaman," ujar Kholid kepada VOI, Jumat, 30 September.
"Seperti yang NasDem bilang 80 persen progressnya," imbuhnya.
Dia pun meluruskan pemberitaan di media soal PKS yang merapat ke Golkar. Menurutnya, belakangan ini justru Golkar yang berusaha membuka komunikasi ke PKS.
"Dan itu lumrah. itu hal yang sangat biasa dalam komunikasi politik," kata Kholid.
Kholid mengatakan, selama ini PKS memiliki hubungan yang sangat baik dengan Golkar. Dia bilang, silaturahim informal antar pimpinan PKS dan Golkar adalah hal biasa.
BACA JUGA:
"Karena hubungan kami sangat baik. PKS akan tetap jaga komunikasi politik bersama teman-teman di KIB dengan baik, lancar tanpa ada hambatan," ucapnya.
Saat ini, PKS tengah fokus mematangkan format koalisi dengan NasDem dan Demokrat. Bagi PKS, kata dia, menuntaskan agenda dan format koalisi antara PKS-NasDem-PD masih menjadi prioritas partainya.
"Kita matangkan dulu format koalisinya. Masalah timing nanti kalau semua sudah tuntas format koalisinya," tegas Kholid.
Kholid pun mengaku tidak ada kendala untuk menyamakan kesepemahaman mencapai titik temu kesepakatan koalisi dengan NasDem dan Demokrat. Hanya saja, kata dia, PKS tidak mau terburu-buru mengumumkan koalisi ataupun calon yang akan diusung di Pilpres 2024.
"Enggak ada kendala, kita butuh proses aja. Koalisi lain juga belum ada pasangan capres cawapresnya kan Kita nggak mau buru-buru," pungkasnya.