JAKARTA - Beredar kabar kalau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan merapat dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Kabar ini menguat setelah petinggi PKS disebut sering melakukan pertemuan dengan petinggi Partai Golkar.
Tentu, isu ini menggoyang rencana koalisi PKS, NasDem dan Demokrat yang diwacanakan sejak jauh hari. Namun, koalisi ketiga parpol tersebut urung juga terbentuk karena terkendala titik temu kesepahaman.
Merespons kabar tersebut, Partai Amanat Nasional (PAN) ikut senang kalau akhirnya PKS memang bergabung dengan Golkar. PAN menilai, PKS akan semakin memperkuat KIB yang dibentuk pihaknya bersama Golkar dan PPP.
"Jika PKS akan bergabung dengan Golkar, maka PAN akan merasa senang dan bergembira. Karena secara otomatis akan juga bergabung dengan PAN dan PPP di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)," ujar Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, kepada VOI, Jumat, 30 September.
"Jika PKS bergabung maka akan semakin menambah kekuatan politik KIB," imbuhnya.
Selain itu, menurut Viva, bergabungnya PKS ke KIB juga berpotensi memperbesar kemenangan atas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung pada Pilpres 2024.
"Karena ada penambahan basis konstituen PKS untuk memperbesar kemenangan KIB," jelas Viva Yoga.
BACA JUGA:
PKS sendiri mengakui partainya memang didekati Partai Golkar di tengah belum resminya rencana koalisi dengan NasDem dan Demokrat. Namun Juru bicara PKS, M Kholid, menegaskan, partainya masih terus mematangkan rencana koalisi bersama NasDem dan Demokrat.
"Saya ingin luruskan, seolah-olah PKS yang pendekatan ke Golkar, tapi yang faktual, Golkar yang berusaha membuka komunikasi ke PKS," ujar Kholid.
Menurutnya, PKS masih memprioritaskan agenda dan format koalisi dengan NasDem dan Demokrat.
"PKS saat ini fokus mematangkan format koalisi dengan NasDem dan Demokrat. Bagi PKS, menuntaskan agenda dan format koalisi antara PKS, Nasdem, Partai Demokrat menjadi prioritas kami saat ini," katanya.
Kendati demikian, Kholid mengatakan penjajakan komunikasi sesama partai merupakan hal yang wajar. Antara partai saling mencoba melihat kesamaan lumrah terjadi.