Ganjar Pranowo: Dicaci dan Di-bully Risiko yang Kadang Harus Kita Ambil
Ganjar Pranowo. (DOK Humas Pemprov Jateng via ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam unggahan terbaru di akun Instagram miliknya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbicara soal keteguhan hati dan sikap. Soal perundungan atau cacian dianggap Ganjar risiko yang memang harus diambil.

“Dicaci dan dibully adalah risiko yang kadang harus kita ambil dari pilihan itu. Karena memang apa yang kita lakukan tidak selalu bisa memuaskan semua orang,” kata Ganjar lewat akun Instagram ganjar_pranowo, Kamis, 30 Maret.

Di tengah riuhnya Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, pernyataan ini disampaikan Ganjar dalam konteks perjuangan melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme.

“Selalu saya ingatkan dan tegaskan bahwa perjuangan melawan intoleransi, radikalisme, dan terorisme adalah komitmen yang tak pernah putus. Perjuangan ini kita laksanakan dengan cara dan strategi yang bervariasi. Bisa pendidikan, seminar, diplomasi atau bahkan cara lain yang mungkin tidak populer di mata masyarakat,” papar Ganjar.

“Yang pasti tujuan kita satu, menjaga kedamaian dan persatuan di Republik yang kita cintai ini. Salam,” katanya.

Ganjar mengunggah video cuplikan tanya jawab bersama Jack Harun, eks napi terorisme Bom Bali I. Saat itu Jack Harun berbicara soal pengalamannya menjadi teroris hingga bertobat. Ganjar dalam tanya jawab di depan audiens menegaskan sikapnya menjaga NKRI dan melawan intoleransi.

Ganjar mencontohkan saat dirinya meminta ‘kontrak politik’ dengan kepala sekolah terkait ajaran intoleransi. Ganjar menekankan tak menolerir intoleransi.

Tetap saja apa pun topik yang dibahas Ganjar, unggahan terbaru per hari ini diserbu warganet. Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Piala Dunia U-20 masih sorotan utama.

Di unggahan Ganjar, Rabu, 29 Maret kemarin, kolom komentar disesaki hingga 264 ribu komentar. Warganet mempertanyakan sikap Ganjar menolak keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 seperti yang lebih dulu diutarakan sejawat di PDIP, Gubernur Bali Wayan Koster.