Alami Infeksi Pernapasan, Paus Fransiskus Dirawat di Rumah Sakit
Paus Fransiskus. (Wikimedia Commons/Paris Orlando)

Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus (86) mengalami infeksi saluran pernapasan dan harus menghabiskan "beberapa hari" di rumah sakit untuk menjalani perawatan, Vatikan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Hari Rabu, di tengah keprihatinan atas kondisinya kesehatannya.

Paus dibawa ke rumah sakit Gemelli di Roma, Italia setelah mengeluh kesulitan bernapas selama beberapa hari terakhir. Hasil tes menunjukkan ia menderita infeksi, tetapi tidak mengidap COVID-19.

"Paus Fransiskus tersentuh oleh banyak pesan yang diterima dan mengucapkan terima kasih atas kedekatan dan doa," kata Vatikan, melansir Reuters 30 Maret.

Vatikan pada awalnya mengatakan, Paus pergi ke rumah sakit pada Hari Rabu, untuk menjalani pemeriksaan. Namun, media Italia melaporkan ia tiba dengan ambulans setelah membatalkan wawancara televisi pada menit-menit terakhir.

Sebelumnya, Paus Fransiskus telah menghadiri audiensi umum mingguan di Lapangan Santo Petrus pada pagi hari dan tampak dalam keadaan sehat.

Paus Fransiskus terkadang sesak napas dan umumnya lebih sering mengalami masalah pernapasan, setelah sebagian paru-parunya diangkat pada awal usia 20-an ketika berlatih untuk menjadi seorang imam di negara asalnya, Argentina.

Perawatan di rumah sakit ini terjadi menjelang kebaktian Minggu Palma pada 2 April, yang menandai dimulainya minggu upacara yang sibuk menjelang Minggu Paskah pada 9 April, yang menimbulkan keraguan apakah dia akan dapat memimpin kegiatan seperti biasanya.

Kesehatan Paus Fransiskus telah menarik perhatian dalam dua tahun terakhir, di mana ia telah menjalani operasi usus besar dan mulai menggunakan kursi roda atau tongkat karena sakit kronis pada salah satu lututnya.

Pemimpin hampir 1,4 miliar umat Katolikdi dunia itu menderita divertikulitis, suatu kondisi yang dapat menginfeksi atau meradang usus besar, dan dioperasi di rumah sakit Gemelli pada tahun 2021 untuk mengangkat sebagian usus besarnya.

Kemudian, dalam sebuah wawancara tahun lalu, Paus Francis mengatakan kepada Reuters, dia memilih untuk tidak menjalani operasi pada lututnya yang bermasalah, karena tidak ingin mengulangi efek samping negatif jangka panjang dari anestesi yang dia derita setelah operasi tahun 2021.

Dia mengatakan pada Bulan Januari, kondisinya telah pulih dan menyebabkan berat badannya bertambah, tetapi dia tidak terlalu khawatir.

Juli lalu, sekembalinya dari perjalanan ke Kanada, Paus Fransiskus mengakui bahwa usianya yang semakin tua dan kesulitannya berjalan mungkin telah mengantarkannya ke fase baru kepausannya yang lebih lambat.

Namun sejak itu ia telah mengunjungi Kazakhstan dan Bahrain dan melakukan perjalanan bulan lalu ke Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan.

Dia juga telah berkomitmen untuk mengunjungi Hungaria pada akhir April, Portugal pada Bulan Agustus dan Kota Marseille di Prancis pada Bulan September. Ia mengatakan, jika memungkinkan, ia ingin terbang dari Marseille ke Mongolia.

Diketahui, usai memuji keputusan bersejarah mendiang pendahulunya Benediktus XVI untuk mengundurkan diri dengan alasan kesehatan pada tahun 2013, Paus Fransiskus mengindikasikan bahwa ia akan mengikuti contoh tersebut hanya jika ia benar-benar tidak mampu.

Ditanya oleh televisi Swiss Italia RSI dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada 12 Maret tentang kondisi apa yang akan membuatnya berhenti, dia berkata, "Kelelahan yang tidak memungkinkan Anda untuk melihat segala sesuatu dengan jelas. Kurangnya kejelasan, tidak tahu bagaimana mengevaluasi situasi".