Bagikan:

JAKARTA - Politikus senior Zulfan Lindan menyatakan mundur dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Zulfan mengaku tidak ada konflik dengan partai yang diketuai Surya Paloh itu.

Hanya saja, saat ini dia merasa posisinya digantung usai dinonaktifkan dari kepengurusan buntut dari pernyataannya yang menyebut Anies Baswedan adalah antitesis dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Enggak konflik apa-apa. Saya mengambil kesimpulan, daripada ngambang enggak jelas ya kan, saya ambil keputusan mundur saja lah," ujar Zulfan, dikutip Jumat, 24 Maret.

Zulfan juga mengaku sudah tidak nyaman dengan keputusan internal partai, setelah penonaktifan dirinya sebagai Ketua DPP Partai NasDem. Menurutnya, elite NasDem juga terganggu dengan pernyataannya soal Anies antitesis Jokowi.

Pasalnya, satu sisi partai mendukung Anies sebagai calon presiden (capres) 2024. Di sisi lain NasDem masih merupakan bagian dari pemerintahan.

"Setelah 3 Oktober, NasDem mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden. Kemudian, saya waktu itu (menyatakan) Anies antitesanya Jokowi. DPP NasDem itu merasa terganggu dengan statement saya, sehingga 2 hari setelah saya keluarkan statement itu maka dikeluarkan surat seolah-olah saya diberhentikan dari pengurus DPP Partai Nasdem," bebernya.

"Setelah itu kan saya melihat juga, tampak walaupun saya merasa tidak ada kesulitan berkomunikasi dengan kawan-kawan di DPP NasDem. Tetapi bahwa sama-sama enggak nyaman, mereka enggak nyaman, saya enggak nyaman," sambung Zulfan.

Diketahui sebelumnya, DPP Partai NasDem menonaktifkan Zulfan Lindan buntut dari pernyataan kontroversialnya yang dinilai menimbulkan kegaduhan karena menyebut mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai antitesis dari Presiden Jokowi.

Penonaktifan Zulfan langsung diumumkan oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada Oktober tahun lalu.

"Melihat perkembangan dinamika akhir-akhir ini, di mana saudara Lindan telah mengeluarkan pernyataan tidak produktif bahkan cenderung menurunkan citra Partai NasDem. DPP Partai NasDem memberikan peringatan keras kepada saudara Zulfan Lindan, berupa, menonaktifkan dari kepengurusan DPP Partai NasDem," ujar Paloh dalam keterangan persnya, Kamis, 13 Oktober.

"Kedua melarang keras untuk memberikan pernyataan di media massa dan media sosial atas nama fungsionaris Partai NasDem sampai waktu yang ditetapkan," sambungnya.

Kala itu, Zulfan menilai, Anies memiliki kemampuan berpikir yang berkonsep jika dirumuskan dalam kebijakan. Menurutnya, tokoh lain yang banyak digadang-gadang bakal menjadi capres tidak ada yang seperti Anies tapi semuanya mirip Jokowi.

Sehingga menurutnya, Partai NasDem memutuskan mengusung Anies sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Jokowi ini kita lihat sebagai tesa, tesis, berpikir dan kerja, tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kita mencari antitesa, antitesannya apa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies," ujar dia.