Bagikan:

JAKARTA - Tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi seorang penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 atas nama Okky Bisma. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan data dari sidik jari yang ada di kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.

Menurut Kapus Inafis Polri Brigjen Hudi Suryanto, proses identifikasi bermula dari manifest yang diterima oleh pihaknya dari Sriwijaya Air. Dari manifest tersebut, Tim DVI lantas mendapat e-KTP dari Dukcapil Kemendagri dan selanjutnya, mereka melakukan scaning sidik jari menggunakan suatu alat. 

"Ketika sidik jari ini ditempel dengan alat ini akan masuk e-KTP Dukcapil dan muncul kandidat dan kandidat kita teliti satu-persatu, kita cek di manifest nama Okky Bisma ada di manifest nomor empat," kata Hudi dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin, 11 Januari.

Dengan kepastian tersebut, maka pihak RS Polri memastikan bagian di kantong jenazah PMJ/SJ/0006 adalah Okky Bisma yang merupakan kru dari pesawat nahas tersebut.

"Ternyata ini sama dengan data e-KTP di dukcapil maka kami dapat sidik jari di e-KTP dan kami bandingkan apakah benar ini orang yang sama," ungkapnya.

"Data e-KTP yang ada telunjuk kanannya dibandingkan sampel telunjuk kanan juga yang ada di body part tersebut dan hasilnya identik," imbuhnya.

Hudi juga memastikan hasil identifikasi ini akurat. Mengingat, ada 12 titik yang sama pada sidik jari yang ada di data e-KTP maupun di tangan Okky tersebut.

"Kami temukan 12 titik kesamaan itu cukup membuktikan ini orang yang sama dan bisa diyakini dan tidak terbantahkan data ini data orang yang sama," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak sempat hilang kontak di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada Sabtu, 9 Januari 2020. Kemudian, pesawat dipastikan itu jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Total, pesawat tersebut mengangkut 62 orang diantaranya 12 kru pesawat dan 50 penumpang. 50 penumpang itu terdiri dari 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.

Saat ini, Polri membuka posko antemortem di dua tempat yang berbeda yaitu di Pontianak dan di RS Polri Kramat Jati. Posko di RS Polri beroperasi selama 24 jam. 

Keluarga penumpang yang ingin memberikan data atau informasi spesifik terkait yang menjadi penumpang pesawat nahas tersebut dapat mendatangi posko tersebut.