NasDem ke Andi Arief: Kita Koalisi untuk Besarkan Demokrat Apa Menangkan Pertarungan?
Ketum Partai NasDem Surya Paloh bertemu Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Rabu 22 Februari. (Nailin-VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem Ahmad Ali heran dengan sikap Partai Demokrat yang terus memaksakan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.

Hal tersebut dikatakan Ali menanggapi pernyataan Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief yang menyebut AHY lebih menjanjikan untuk mendampingi Anies pada Pilpres 2024 daripada tokoh lain.

Ali mempertanyakan alasan Andi Arief berkata demikian. Menurutnya, NasDem dan Demokrat serta PKS berkoalisi untuk memenangkan Anies bukan membesarkan partai berlambang bintang mercy itu.

"Kita berkoalisi memajukan Anies untuk besarkan Partai Demokrat atau menangkan pertarungan?" ujar Ahmad Ali kepada wartawan, Jumat, 10 Maret.

"Kalau kita mau menangkan pertarungan untuk Indonesia, tentunya harus ada kebesaran hati kita untuk bersama-sama diskusikan ini secara detail," sambungnya.

Ali lantas meminta Demokrat berhenti menyimpulkan AHY yang paling baik menjadi cawapres Anies. Sementara tokoh lain yang juga berpotensi tidak cocok mendampingi mantan gubernur DKI Jakarta itu.

"Kesampingkan lah kepentingan kelompok. AHY bagus, tapi kan tidak boleh menjustifikasi bahwa yang lain ini busuk," ujar Ali.

Sebelumnya, Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menilai pasangan AHY lebih menjanjikan ketimbang Anies dan Khofifah. Sebab menurutnya, cakupan Pilpres 2024 adalah nasional, bukan hanya basis wilayah atau geografi.

"Jadi bukan pilpres yang dipisah-pisah antara pemilu Jawa Timur dengan pemilu yang ada di seluruh Indonesia, jadi itu kesalahan berpikir," kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis, 10 Maret.

Andi menilai, elektabilitas Khofifah juga masih kalah jauh dengan AHY. Karena itu, menurutnya, pasangan Anies-AHY lebih menjanjikan dari tokoh lain.

“Khofifah potensial, tetapi bahwa berdasarkan survei dia jadi tidak potensial. Lihat survei cawapres atau capresnya kan sangat jauh di bawah AHY. (Survei) yang berpasangan juga, Anies-AHY dan Anies-Khofifah, lebih besar Anies-AHY kira-kira itu data kuantitatifnya," kata Andi.