JAKARTA - Ketua DPP PDIP Said Abdullah membantah pernyataan politikus Partai Demokrat Andi Arief, yang menyebut adanya kubu Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto enggan berkomunikasi dengan partainya. Said memastikan, tidak ada kubu-kubu di internal PDIP.
"Di PDIP tak ada kubu, itu saya pastikan," ujar Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 8 November.
Said lantas mengingatkan Andi Arief agar tidak memecah belah internal PDIP dengan pernyataannya. Jangan sampai, kata dia, Andi salah alamat padahal di tubuh Demokrat sendiri lah yang terdapat kubu-kubu.
"Andi Arief jangan coba-coba memecah belah PDIP seakan-akan di PDIP ada kubu-kubuan. Kami nggak pernah mengenal kubu di PDIP," tegas Said.
"Jangan sampai di Demokrat banyak kubu, banyak faksi, tiba-tiba dia nembak PDIP, itu salah alamat," lanjutnya.
Justru, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini mengungkapkan, PDIP terus berkomunikasi dengan parpol lain termasuk Demokrat. Bahkan, Said sendiri sering berkomunikasi dengan Wakil Ketua Banggar DPR yang juga Waketum Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
"Ya, saya komunikasi dengan Pak Ibas. Saya Ketua Banggar, Pak Ibas Wakil Ketua Banggar, masa tidak berkomunikasi. Andi Arief yang salah alamat," jelas Said.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief, menyebut partainya terus melakukan komunikasi dengan semua partai politik jelang Pemilu 2024.
Meskipun Demokrat berencana membangun koalisi dengan PKS dan NasDem. Termasuk, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Pada prinsipnya, Partai Golkar, PAN, PPP, NasDem, PKS, Gerindra, ini partai yang tidak sombong. PDIP pun sebagian besar mau berkomunikasi dengan Demokrat," ujar Andi Arief kepada wartawan, Selasa, 8 November.
Namun menurut Andi Arief, hanya PDIP kubu Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lah yang nampak sombong karena tak mau membuka ruang komunikasi dengan Demokrat.
"Hanya kubu Pak Hasto yang tidak mau berkomunikasi, yang aliran sombong. Ya, saya kira itu hak dari PDIP," kata Andi Arief.
Meski begitu, Andi Arief mengapresiasi partai politik lain yang meski sudah membentuk koalisi tapi masih membuka komunikasi. Misalnya Koalisi Indonesia Bersatu yang berisi PAN, Golkar, PPP atau pun Koalisi Indonesia Raya yang digagas Gerindra dan PKB.
"Tapi koalisi perubahan dan KIB, ini partai yang koalisi Pak Prabowo partai yang mau komunikasi," katanya.
Menurut Andi, partai-partai tersebut sadar bahwa membangun negara tidak bisa sendirian. Namun, kata dia, Presiden Joko Widodo belakangan terlalu mencampuri urusan dan keputusan parpol.
BACA JUGA:
"Harus bareng-bareng dan partai memiliki kedaulatan. Sayangnya, memang kedaulatan saat ini sedang diganggu oleh kepentingan dari personal politik, yang kalau kita lihat saat ini Pak Jokowi terlalu mencampuri, terlalu dalam urusan kedaulatan partai-partai, ini yang jadi tidak sehat," pungkasnya.