Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOPKK) Partai Demokrat, Herman Khaeron, memandang negatif wacana duet Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan yang diimpikan politikus PDIP, Said Abdullah.

Menurut Herman, wacana itu sengaja digelontorkan untuk memecah belah Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Khususnya untuk merendahkan Anies Baswedan.

"Bisa saja dengan mewacanakan pasangan Ganjar-Anies, sengaja untuk memecah belah Koalisi Perubahan. Sebagai upaya untuk men-downgrade Anies gitu," ujar Herman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat, 25 Agustus.

Herman menilai, wacana-wacana tersebut dimunculkan untuk menimbulkan kesan negatif agar elektabilitas Anies turun. Diketahui, pada survei terbaru SMRC tingkat keterpilihan mantan gubernur DKI Jakarta itu menurun 0,3 persen.

"Saya kira ini yang menurut kami sedang dilakukan oleh pihak manapun, siapapun supaya ada persepsi negatif di masyarakat, yang pada akhirnya menurunkan elektabilitas Mas Anies sebagai calon presiden dari Koalisi Perubahan," katanya.

Anggota DPR itu pun menunggu sampai mana wacana duet Ganjar-Anies ini berlangsung. Sampai saat ini, Herman menegaskan, Demokrat masih tetap berkomitmen untuk bekerjasama dengan PKS dan NasDem.

"Demokrat kalau sudah berkomitmen loyal terhadap hasil bersama. Teguh terhadap komitmen, dan kita juga menjalankan komitmen-komitmen bersama itu dengan baik," tegas Herman.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengajak Anies Baswedan untuk bergabung dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Menurutnya, keduanya sama-sama merupakan pemimpin cerdas dari almamater yang sama.

Hal ini dikatakan Said menanggapi hasil survei Litbang Kompas, di mana dalam simulasi capres head to head, Ganjar unggul jauh dari Anies. Ganjar memperoleh elektabilitas 60,1 persen dan Anies 39,9 persen pada periode Agustus 2023.

Awalnya, Said menilai Anies bukanlah kompetitor yang bisa diremehkan. Sebab sebagai mantan gubernur DKI Jakarta, Anies masuk dalam kriteria calon pemimpin yang cerdas.

"Bagi kami, Anies Baswedan bukan kompetitor yang patut diremehkan. Beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas. Keduanya sama sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Universitas Gajah Mada," ujar Said kepada wartawan, Senin, 21 Agustus.

Said lantas menyebut, Anies bisa bergabung dengan Ganjar menjadi satu kekuatan di Pemilu 2024 nanti. Jika keduanya bergabung, menurutnya, maka kepemimpinan nasional ke depan akan semakin bagus.

"Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik," tandasnya.