JAKARTA - Ketidakharmonisan Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) semakin nampak saat Ketua Bappilu Demokrat Andi Arie, mengakui kedua partai sulit menjalin komunikasi jelang Pemilu 2024.
Namun, ketidakcocokan Demokrat dan PDIP dinilai bukan lagi rahasia. Pasalnya, suhu panas di kedua parpol sudah dimulai sejak Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berseteru dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat dua mantan presiden ini bekerjasama di pemerintahan.
"Sebetulnya perseteruan antara PDIP dan partai Demokrat dimulai ketika SBY sebagai Menkopulhukam di masa kepresidenan Megawati 2001-2004, mengundurkan diri, lalu oleh partai Demokrat dan koalisinya mencalonkan SBY sebagai capres berpasangan dengan Jusuf Kalla (kala itu JK adalah Menko Perekonomian era Megawati- Hamzah Haz)," ujar pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad , Rabu, 9 November.
Kemudian, sejak Pilpres 2004 setelah SBY-JK mampu memenangkan kontestasi dan mengalahkan incumbent yakni pasangan Megawati-Hasyim Muzadi pada putaran kedua, PDIP lalu mengambil langkah oposisi terhadap pemerintah.
"Begitu juga pada Pilpres 2009 partai Demokrat dan koalisinya mengajukan SBY-Boediono, lalu mengalahkan Megawati-Prabowo dan JK-Wiranto, PDIP kembali mengambil oposisi pada periode kedua SBY," katanya.
BACA JUGA:
Sebaliknya, pada Pilpres 2014 ketika Jokowi-JK dan Pilpres 2019 Jokowi-Ma'ruf Amin yang didukung PDIP dan koalisinya memenangkan pilpres, partai Demokrat mengambil langkah berada di luar pemerintah. Walaupun, saat itu, tidak ada pernyataan tegas Demokrat sebagai oposisi.
"Karena itu, antara PDIP dan partai Demokrat, berseberangan bukan hanya sekarang seperti yang disampaikan Andi Arief, akan tetapi sejak Pilpres 2004. Sehingga wajar saja sulit terjalin komunikasi antara PDIP dan Partai Demokrat," kata Andriadi.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief, menyebut partainya sulit melakukan komunikasi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurutnya, hanya sebagian pihak di PDIP yang mau berdiskusi dengan parpol yang diketuai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.
"Pada prinsipnya, Partai Golkar, PAN, PPP, NasDem, PKS, Gerindra, ini partai yang tidak sombong. PDIP pun sebagian besar mau berkomunikasi dengan Demokrat," ujar Andi Arief kepada wartawan, Selasa, 8 November.
Menurut Andi Arief, hanya PDIP kubu Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lah yang nampak sombong karena tak mau membuka ruang komunikasi dengan Demokrat.
"Hanya kubu Pak Hasto yang tidak mau berkomunikasi, yang aliran sombong. Ya, saya kira itu hak dari PDIP," kata Andi Arief.