Hengkang dari Koalisi Perubahan, Partai Demokrat Buka Peluang Bentuk Poros Baru
Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat, 1 September. (Nailin-VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Partai Demokrat membuka peluang terbentuknya poros baru pasca-hengkang dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).

Kepala BPOKK Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan kemungkinkan adanya poros baru lantaran dinamika politik jelang pendaftaran paslon capres dan cawapres masih sangat dinamis.

"Politik itu kan sangat dinamis, siapa tahu nanti akan membangun koalisi baru gitu, bisa saja," ujar Herman di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 4 September.

Namun, Herman mengaku Demokrat belum punya rencana untuk membangun koalisi baru dengan partai politik lainnya, misalnya dengan PPP dan PKS. Yang jelas, kata dia, sudah ada poros Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto untuk dipertimbangkan jika partainya mau bergabung dengan koalisi lain.

"Ini kan pemikiran saya, bisa saja terjadi karena dinamika politik. Poros baru mau siapa saja kemungkinan itu bisa terjadi. Yang sudah pasti kan ada dua poros, Ganjar dan Prabowo, kalau ini mah sudah dilupakanlah," jelasnya.

"Kita tunggu saja lah ya. Begitu nanti Ketika Majelis Tinggi Partai Demokrat memutuskan itu pasti ada reasoning-reasoning, ada alasan-alasan kenapa harus berkoalisi dengan koalisi a atau koalisi b," lanjutnya.

Herman kemudian berbicara peluang Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu. Dia mengungkapkan, komunikasi antara Partai Demokrat dengan PDIP terus terjalin.

"Komunikasinya (Mega dan SBY), masih terus dijalanin, kan komunikasi itu beberapa level dan itu masih terus berkomunikasi dan mudah-mudahan pada akhirnya bukan karena keinginan Demokrat," ungkap Herman.

"Tetapi memang Tuhan mentakdirkan bahwa ada pertemuan yang mengarah ke koalisi yang betul-betul memiliki visi misi dan saya kira tadi menjunjung etika," tambahnya

Sementara menyoal menteri aktif di kabinet pemerintahan Jokowi yang melobi Demokrat untuk membangun koalisi baru bersama PKS dan PPP adalah Menparekraf, Sandiaga Uno, Herman enggan berkomentar jauh. Meski tak membenarkan, namun jawaban Herman mengarah ke nama tersebut.

"Pura-pura tidak tahu," katanya.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan ada menteri aktif di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Joko Widodo membuka komunikasi politik ke Partai Demokrat. Komunikasi dilakukan untuk mengajak membentuk poros koalisi baru.

“Menteri masih aktif dari kabinet kerja pimpinan Presiden Jokowi secara intensif melakukan lobi, termasuk kepada Partai Demokrat dengan menawarkan mengajak koalisi yang baru,” kata SBY kepada wartawan di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 1 September 2023.

SBY mengatakan menteri tersebut juga mengaku bahwa inisiatif membentuk kubu koalisi baru bersama Demokrat, PKS, dan PPP atas sepengetahuan ‘Pak Lurah’. Akan tetapi, dia tak menyebutkan siapa sosok ‘Pak Lurah’ yang dimaksud.

“Yang bersangkutan mengatakan, yang disampaikan itu inisiatif ini sudah sepengetahuan Pak Lurah. Kata sang menteri, bukan kata-kata saya. Kata-kata yang bersangkutan,” katanya.