Bagikan:

JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat berencana mencabut syarat tes COVID-19 wajib untuk para pelancong dari China mulai Hari Jumat, langkah yang sudah diambil sejumlah negara lain terlebih dahulu, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut.

Pekan lalu, Jepang mencabut persyaratan agar setiap orang melakukan tes virus setibanya dari China. Keputusan AS dilaporkan sebelumnya oleh Washington Post.

Sumber itu mengatakan kepada Reuters, Amerika Serikat akan terus memantau kasus di China dan di seluruh dunia, seperti dikutip 8 Maret. Namun, CDC tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Amerika Serikat pada awal Januari bergabung dengan India, Kanada, Italia, Jepang dan negara lain dalam mengambil pembatasan baru, setelah keputusan Beijing untuk mencabut kebijakan nol-COVID yang ketat. Itu membuat penumpang udara baru berusia 2 tahun ke atas harus memiliki hasil tes negatif tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatan dari China, Hong Kong atau Makau.

China dilanda lonjakan kasus COVID-19, setelah tiba-tiba meninggalkan kebijakan nol-COVID pada awal Desember, menyebarkan virus ke 1,4 miliar populasinya.

Pada Bulan Februari, para pemimpin tertinggi China mengumumkan "kemenangan besar" atas COVID, mengklaim tingkat kematian terendah di dunia, meskipun para ahli mempertanyakan data tersebut.

Sementara Amerika Serikat pada Bulan Desember memperluas program pengurutan genom sukarela di bandara, menambahkan Seattle dan Los Angeles.

Sumber itu mengatakan kepada Reuters, CDC akan mempertahankan program itu, yang dikenal sebagai Program Pengawasan Genomic Berbasis Pelancong (TGS), yang meminta para pelancong untuk secara sukarela membantu deteksi dini varian baru.

TGS akan terus memantau penerbangan dari China dan pusat transportasi regional, serta penerbangan dari lebih dari 30 negara lain, kata sumber tersebut.

Dengan pengumuman rencana pencabutan ini, Washington bakal bergabung dengan India, Kanada, Italia, Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara lain dalam langkah tersebut, mengutip The National News.

Bulan lalu, Korea Selatan mengatakan tidak akan mewajibkan pelancong dari China untuk melakukan tes COVID-19 pada saat kedatangan mulai Maret, meskipun tes pra-keberangkatan akan tetap menjadi persyaratan.

Diketahui, China terpukul oleh lonjakan kasus COVID-19 setelah tiba-tiba meninggalkan kebijakan nol-Covid pada awal Desember, menyebarkan virus ke 1,4 miliar populasinya.

Pemerintahan Presiden Joe Biden terus memantau kasus-kasus di China dan negara-negara lain, tetap menerapkan program pengawasan genomik berbasis perjalanan.

AS dilaporkan berkonsultasi dengan sekutu dan mitra telah mencabut pembatasan serupa untuk penerbangan masuk dari China.

Diketahui, menghapus persyaratan pengujian akan menghilangkan salah satu rintangan terakhir yang dihadapi industri penerbangan global setelah Covid, terutama bagi penumpang bisnis yang bepergian antara dua ekonomi terbesar dunia.