Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem DKI Jakarta Nurcahyo membela Anies Baswedan terkait polemik permukiman warga Tanah Merah yang terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.

Anies disalahkan PDIP dan PSI karena memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) kawasan di Tanah Merah yang bersifat sementara. Padahal, lahan di permukiman tersebut masih dalam sengketa dengan Pertamina.

Nurcahyo menegaskan, keputusan Anies menerbitkan IMB kawasan di sana pun meneruskan kebijakan Joko Widodo saat masih menjabat Gubernur DKI sebelumnya.

Kala masih memimpin DKI, Jokowi menerbitkan KTP bagi warga yang menduduki Tanah Merah dengan tujuan memudahkan mereka mengurus administrasi kependudukan seperti akta kelahiran dan dokumen lainnya.

"Yang diterbitkan izinnya pun adalah IMB Kawasan. Menurut saya itu justru langkah yang tepat karena dia (Anies) hanya meneruskan apa yang sudah dilakukan pak Jokowi sebagai Gubernur DKI pendahulunya dengan menerbitkan KTP," kata Nurcahyo kepada wartawan, Rabu, 8 Maret.

Nurcahyo menegaskan, penerbitan IMB kawasan di Tanah Merah bertujuan agar warga bisa mendapatkan hak dasar seperti air bersih hingga perbaikan jalan.

"KTP dari Jokowi, IMB dari Anies, itu tanda sevisi gubernur DKI dalam rangka kepentingan rakyat. Jangan lah menjadi polemik sehingga terkesan tidak berempati bagi yang terkena musibah," tutur dia.

Lagipula, lanjut dia, warga Tanah Merah juga sudah menetap di lokasi tersebut sejak puluhan tahun lalu. Mereka juga sempat menempuh jalur hukum untuk melawan Pertamina dalam kasus sengketa lahan.

"Faktanya sudah puluhan tahun mereka tinggal disitu. Kalau kawasan itu terlarang bagi mereka, kan harusnya mudah saja membuat mereka pergi. Nyatanya tidak. BPN juga tidak kunjung menerbitkan sertifikat," ungkap Nurcahyo.

Sebagai informasi, kebakaran di Depo Pertamina Plumpang melanda pada Jumat, 3 Maret pukul 20.11 WIB. Kebakaran pipa bensin Pertamina ini merembet ke rumah tinggal di Kelurahan Rawabadak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Mulanya, warga mencium bau gas menyengat sekitar 30 menit sebelum kebakaran terjadi. Tak ada peringatan apapun dari Pertamina terkait kondisi tersebut. Setelahnya, ledakan pertama terjadi. Kebakaran menjalar ke permukiman. Warga panik dan berupaya menyelamatkan diri. Api baru selesai dipadamkan pada Sabtu, 4 Maret pukul 02.19 WIB.