Bagikan:

JAKARTA - Kesepakatan bertahap pembebasan sandera dan tahanan antara Israel dengan Hamas berlanjut pada Hari Kamis, setelah sempat tertunda karena kekacauan saat pembebasan sandera Israel yang dikritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Kelompok militan Palestina Hamas menyerahkan tiga warga Israel dan lima sandera Thailand di Gaza pada Hari Kamis, namun Israel menunda pembebasan tahanan Palestina, setelah terjadi kekacauan di salah satu titik penyerahan, di mana kerumunan besar mengerumuni para tawanan.

Di Jabalia di Gaza utara, seorang tentara Israel, Agam Berger, mengenakan seragam hijau zaitun, digiring melalui gang sempit di antara bangunan-bangunan yang rusak parah dan melewati tumpukan puing sebelum diserahkan ke Palang Merah.

Arbel Yehud (29) yang diculik dari Kibbutz Nir Oz dalam serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, tampak ketakutan dan berjuang untuk berjalan di antara kerumunan yang melonjak saat militan bersenjata menyerahkannya ke Palang Merah di Khan Younis.

Sandera Israel lainnya, Gadi Moses (80) juga dibebaskan bersama dengan lima warga negara Thailand, kata militer Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemandangan penyerahan mereka di tengah kerumunan yang mengerumuni itu mengejutkan dan mengancam akan membunuh siapa pun yang melukai sandera.

Ia mendesak para mediator untuk memastikan kejadian itu tidak akan terulang, dikutip dari Reuters 30 Januari.

"Saya melihat dengan sangat serius kejadian yang mengejutkan selama pembebasan sandera kami," kata PM Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The Times of Israel.

"Ini adalah bukti lebih lanjut dari kekejaman yang tak terbayangkan dari organisasi teroris Hamas," lanjutnya.

Ia memperingatkan, "siapa pun yang berani menyakiti sandera kami, akan membayarnya.

PM Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan, mereka telah memerintahkan penundaan pembebasan "sampai ada kepastian bahwa para sandera akan dibebaskan dengan aman pada tahap berikutnya".

Semula, sedikitnya 110 tahanan Palestina diperkirakan akan dibebaskan pada Hari Kamis sebagai bagian dari perjanjian bertahap yang menghentikan pertempuran di wilayah pesisir yang hancur awal bulan ini.

Seorang pejabat Israel yang terlibat dalam operasi itu mengatakan, bus-bus yang membawa para tahanan telah diinstruksikan untuk kembali ke penjara sebagai tanggapan atas penyerahan yang kacau itu.

Belakangan, seorang pejabat Israel kemudian mengatakan, kesepakatan telah dicapai dan para tahanan Palestina akan dibebaskan pada pukul 17.00 waktu.

Sebuah sumber Palestina mengatakan, Palang Merah telah mengatakan kepada Hamas bahwa para tawanan Palestina akan dibebaskan pada Hari Kamis.

Setelahnya, bus tiba di Ramallah, Tepi Barat dengan membawa 110 tahanan Palestina untuk dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan. 

Diketahui, konflik terbaru di Gaza, pecah pada 7 Oktober 2023, saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan 250 lainnya disandera, menurut perhitungan Israel.

Sebagai tanggapan, Israel melakukan operasi militer di Gaza yang hingga Kamis telah menewaskan 47.460 warga Palestina dan melukai 111.580 lainnya, menurut sumber medis, dikutip dari WAFA.

Sekitar setengah dari sandera dibebaskan bulan berikutnya selama satu-satunya gencatan senjata sebelumnya. Sejumlah sandera lainnya telah ditemukan dalam keadaan hidup atau mati selama operasi militer Israel di Gaza.

Israel mencatat sekitar 82 sandera masih berada di Gaza, dengan sekitar 30 orang dinyatakan meninggal secara in absentia.