Bagikan:

JAKARTA - Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Pusinafis) dengan alat pewasat tanpa awak alias drone diterjunkan. Tujuannya untuk mencari titik kejadian dari insiden kebakaran Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara. 

Pantaun VOI, satu anggota menerbangkan satu unit Drone. Alat itu dapat terbang tinggi mencapai 60 meter. 

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Adiko mengatakan selain menerjunkan Pusinafis, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) juga dikerahkan agar mempermudah mencari titik api. 

“Saat ini masih proses penyelidikan, sementara ini tim yang sedang bekerja dari gabungan pusinafis dan puslabfor dan polda metro jaya, termasuk ada juga dari dokpol baik dari Pusdokkes maupun dari Polda Metro jaya,” kata Trunoyudo kepada wartawan di lokasi, Minggu, 5 Maret.

Trunoyudo meminta waktu terkait hasil penyelidikan kasus kebakaran yang menewaskan belas orang tersebut. “Hasil sementara hari ini kita masih melakukan olah TKP,” tutupnya.

Sebagai informasi, kebakaran di Depo Pertamina Plumpang melanda pada Jumat, 3 Maret pukul 20.11 WIB. Kebakaran pipa bensin Pertamina ini merembet ke rumah tinggal di Kelurahan Rawabadak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Api baru selesai dipadamkan pada Sabtu, 4 Maret pukul 02.19 WIB. Akibat peristiwa ini, sebanyak 16 warga meninggal dunia. Lalu, 37 orang masih mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit. 

Per Minggu, 5 Maret pukul 06.00 WIB, masih ada 371 orang mengungsi di Kantor PMI Jakarta Utara dan RPTRA Rasella. Sebagian pengungsi lainnya sudah kembali ke rumah masing-masing.

Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti kebocoran pipa yang mengakibatkan ledakan. Nominal kerugian juga masih dihitung.