Bagikan:

JAKARTA - Petugas gabungan penanganan kebakaran Depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara memetakan titik area fokus pencarian korban tertimbun bangunan dan hilang sejak Sabtu 4 Maret kamarin.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, tim anjing pelacak unit K9 dan alat berat telah diterjunkan untuk pencarian korban hilang diduga tertimbun bangunan akibat kebakaran.

“K9 kemarin ada satu titik, lihat tumpukan ini sangat tebal sekali ya. Karena posisi rumah itu jatuhnya ke bawah. Sehingga kita coba untuk menggunakan alat berat,” kata Trunoyudo kepada wartawan di Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara, Minggu, 5 Maret.

Dia mengatakan pihaknya juga telah melakukan pengecekan di lokasi pengungsian.

Trunoyudo menyebutkan, terkait penyelidikan kebakaran Depo Plumpang ini telah dilakukan. Tim Inafis hingga Puslabfor Polri telah menjalani olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Kemudian kegiatan hari ini tentunya konsentrasi selain evakuasi, ada juga kita masih melihat posko pengungsian. Kemudian tadi dari kedokteran kepolisian, Puslabfor, Inafis, ini semuanya sedang bekerja. Baik melakukan penyelidikan, maupun juga metode ilmiah yang dilakukan Mabes Polri,” ujarnya.

Kebakaran Depo Pertamina Plumpang terjadi pada Jumat, 3 Maret sekitar pukul 20.11 WIB.

Kebakaran diduga dari pipa bensin Pertamina ini merembet ke rumah tinggal di Kelurahan Rawabadak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Api baru selesai dipadamkan pada Sabtu, 4 Maret pukul 02.19 WIB. Akibat peristiwa ini, banyak korban luka-luka dan meninggal dunia.

Per Minggu, 5 Maret pukul 06.00 WIB, masih ada 371 orang mengungsi di Kantor PMI Jakarta Utara dan RPTRA Rasella. Sebagian pengungsi lainnya sudah kembali ke rumah masing-masing.

Korban Hilang

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyebut sampai pagi ini ada 18 warga masih dinyatakan hilang akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yang merembet ke permukiman warga.

Hal ini diungkapkan Suharyanto saat mendatangi RPTRA Rasela yang kini menjadi lokasi pengungsian korban terdampak kebakaran.

"Sampai saat ini yang tercatat oleh BNPB ada 17 jiwa. Luka berat 49 jiwa. Kemudian masih ada 18 orang yang masih dicari karena terpisah dari keluarga," kata Suharyanto