JAKARTA - Pejabat Israel menyangkal kesepakatan Aqaba akan membekukan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat, bahkan hanya untuk satu hari.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membantah Israel setuju untuk membekukan pembangunan pemukiman selama enam bulan, dalam kesepakatan yang dicapai dengan Pemerintah Palestina dan AS setelah pembicaraan pada Hari Minggu di Kota Aqaba, Yordania.
Pembicaraan tersebut dihadiri oleh para pejabat senior Mesir, Yordania dan AS yang mencoba menengahi kesepakatan untuk mengurangi kekerasan di Tepi Barat yang diduduki sebelum Ramadan, menyusul peningkatan tajam serangan Israel dan serangan militan tahun ini.
"Pemerintah Israel dan Otoritas Nasional Palestina mengonfirmasi kesiapan dan komitmen bersama mereka, untuk segera bekerja mengakhiri tindakan sepihak untuk jangka waktu 3-6 bulan," kata para pihak dalam pertemuan tersebut, melansir The National News 27 Februari.
Tetapi, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, tokoh sayap kanan pro permukiman, segera membantah akan ada pembekuan konstruksi.
"Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan atau tidak di Yordania," tulis Smotrich di Twitter.
"Tapi satu hal yang saya tahu, tidak akan ada pembekuan pembangunan dan pembangunan permukiman, untuk satu hari pun (itu di bawah wewenang saya)," terangnya.
Smotrich, yang diberi tanggung jawab politik untuk permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, bersumpah minggu lalu untuk membawa "undang-undang tentang semua masalah (permukiman) sipil sejalan dengan hukum Israel", dalam sebuah langkah yang dikhawatirkan oleh para kritikus sebagai aneksasi penuh.
Minggu malam, PM Netanyahu menindaklanjuti dengan cuitan, rencana permukiman saat ini akan "berlanjut sesuai dengan perencanaan awal dan jadwal pembangunan, tanpa perubahan".
Sementara, Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi juga mengatakan bahwa "tidak ada perubahan rencana."
Sebelumnya, sebuah pernyataan bersama pada Hari Minggu setelah pembicaraan di Aqaba mengatakan, kesepakatan itu termasuk "komitmen Israel untuk menghentikan pembahasan setiap unit permukiman baru selama empat bulan, serta menghentikan otorisasi setiap pos terdepan selama enam bulan".
Tidak ada indikasi bahwa hal itu akan mempengaruhi perluasan permukiman yang telah disepakati oleh pemerintah Israel. Itu terjadi hanya dua minggu setelah kabinet memberikan izin retrospektif untuk bangunan di sembilan permukiman Tepi Barat dan menyetujui 10.000 rumah pemukim baru.
Tidak jelas apa arti komentar Smotrich untuk kesepakatan itu atau untuk koalisi sayap kanan PM Netanyahu.
Rencananya, para peserta pertemuan Hari Minggu akan bertemu lagi pada Bulan Maret di Sharm El Sheikh, Mesir, sepakat untuk "mempertahankan momentum positif dan memperluas kesepakatan ini menuju proses politik yang lebih luas menuju perdamaian yang adil dan abadi," kata pernyataan mereka.
BACA JUGA:
Terpisah, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan memuji "komitmen Pemerintah Israel dan Otoritas Palestina untuk mengurangi dan mencegah kekerasan lebih lanjut".
"Kami menyadari bahwa pertemuan ini adalah titik awal dan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan selama beberapa minggu dan bulan mendatang, untuk membangun masa depan yang stabil dan sejahtera bagi Israel dan Palestina. Implementasi akan sangat penting," kata Sullivan.
Diketahui, peningkatan tajam kekerasan di Tepi Barat yang diduduki berlanjut pada Hari Minggu, ketika dua pemukim Israel ditembak mati di Huwara, yang menyebabkan gelombang kekerasan di daerah tersebut dan laporan bahwa pemukim telah membakar rumah-rumah warga Palestina.