JAKARTA - Pejabat Israel dan Palestina telah sepakat untuk membentuk mekanisme untuk melawan kekerasan dan hasutan, jelang dimulainya Bulan Ramadan pada pekan ini.
Pembicaraan tersebut menekankan perlunya mencegah tindakan yang memprovokasi di tempat-tempat suci Yerusalem selama bulan suci bagi ummat Muslim tersebut.
"Kedua belah pihak sepakat untuk membentuk mekanisme untuk mengekang kekerasan, hasutan dan tindakan serta tindakan yang menghasut," kata pernyataan bersama pada Hari Minggu, melansir The National News 20 Maret.
Meski demikian, pernyataan bersama itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang mekanisme pelaksanaan kesepakatan.
Perjanjian tersebut mengikuti pembicaraan di Mesir yang dihadiri oleh pejabat Amerika Serikat, Mesir dan Yordania. Kedua belah pihak akan melaporkan kemajuan pada pertemuan lanjutan di Mesir bulan depan, lanjut pernyataan itu.
Para pihak menegaskan kembali komitmen yang dibuat pada pertemuan di Aqaba pada 26 Februari, termasuk janji Israel untuk menghentikan pembahasan unit permukiman baru selama empat bulan.
Diketahui, pertemuan Aqaba gagal menghentikan kekerasan di lapangan, meskipun Israel dan Palestina berjanji untuk mengurangi ketegangan yang diulangi pada pembicaraan Hari Minggu di resor Mesir Sharm El Sheikh.
BACA JUGA:
Selama setahun terakhir, pasukan Israel telah melakukan ribuan penangkapan di Tepi Barat dan membunuh lebih dari 200 warga Palestina, termasuk pejuang dan warga sipil. Sementara, lebih dari 40 warga Israel dan tiga warga Ukraina tewas dalam serangan Palestina.
Tepi Barat yang diduduki Israel mengalami lonjakan konfrontasi dalam beberapa bulan terakhir, dengan serangan militer Israel hampir setiap hari dan meningkatnya kekerasan oleh pemukim Yahudi, di tengah serentetan serangan oleh warga Palestina.