Polda Metro Sebut Banyak Aksi Premanisme Debt Collector, Takut Lapor karena Diancam
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Polda Metro Jaya menyebut mendapat banyak informasi maraknya akai premanisme yang dilakukan debt collector. Namun, masyarakat tak membuat laporan secara resmi karena takut dan diancam.

"Masyarakat sebenarnya takut resah tapi untuk mau lapor polisi dia juga takut karena diancam. Kami sejak viral nya kasus ini banyak terima laporan ancaman-ancaman. Kami ada rekaman semua sehingga orang ini takut lapor kepolisian," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam keterangannya, Sabtu, 25 Februari.

Informasi itu disebut mulai bermunculan setelah viralnya kasus perampasan mobil selebgram Clara Shinta dan juga aksi pembentakan anggota Bhabinkamtibmas beberapa waktu lalu.

Hengki pun mengimbau masyarakat tak perlu takut dengan berbagai ancaman yang dilakukan para debt collector. Lalu, meminta untuk melaporkan semua aksi premanisme yang dialami.

Sehingga, dengan laporan resmi pihak kepolisian bisa melakukan penindakan kepada para debt collector yang menjalankan tugas tak sesuai prosedur.

"Kami sudah berkoordinasi dengan criminal justice system kejaksaan dan sebagainya. Melindungi pelapor sehingga tidak akan terjadi silent sound, tidak terjadi fenomena masyarakat takut terhadap aksi premanisme yang terjadi dan membuat resah warga," kata Hengki.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengaku mendidih melihat kelakuan para debt collector yang semakin seenaknya di Jakarta.

Khususnya, pascakejadian perampasan mobil milik selebgram Clara Shinta yang sempat viral di media sosial. Bahkan, debt collector memaki anggota polisi yang berusaha melerai.

"Saya lihat ini preman ini sudah mulai agak merajalela di Jakarta ini. Sampai tadi malam saya tidur jam 3, darah saya mendidih itu, saya lihat itu anggota dimaki-maki begitu," ujar Irjen Fadil.

Lantas, Fadil memerintahkan seluruh anggotanya untuk menindak tegas para debt collector. Sehingga, Jakarta aman dari semua tindak premanisme.

"Nggak ada lagi tempatnya preman di Jakarta. Jangan mundur lg, sedih hati saya itu. Bolak-balik, Yang debt collector-debt collector macam itu, jangan biarkan, lawan, tangkap jangan pakai lama," sebutnya.

"Ini kasat serse-kasat serse jangan terlambat datang ke TKP kalau ada begitu. Cepat respons, cepat tangkap itu yang preman-preman kayak gitu. Debt collector itu kalau ada ngomongnya kasar," sambung Fadil.