Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mencari cara untuk memperbarui hubungan antar-Korea. Ia berjanji memperluas hubungan luar negeri.

Hal tersebut disampaikan oleh media pemerintah Korut. Kim Jong-un menyatakan hal itu dalam Kongres Partai Buruh yang jarang terjadi.

Mengutip Reuters, Jumat, 8 Januari 2021, Kongres kedelapan Partai Buruh terjadi di tengah kemacetan berkepanjangan dalam negosiasi yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal Korut dengan imbalan keringanan sanksi AS. Pertemuan tersebut bertujuan untuk meninjau kerja partai sejak pertemuan terakhirnya pada 2016 dan menguraikan cetak biru baru.

Pada hari ketiga kongres, yaitu Kamis, 7 Januari, Kim Jong-un mengangkat masalah pembentukan kembali hubungan dengan Korea Selatan (Korsel) "seperti yang diminta oleh situasi yang berlaku dan waktu yang berubah" dan membahas kebijakan luar negeri, kantor berita resmi KCNA melaporkan tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dia "mendeklarasikan orientasi umum dan pendirian kebijakan partai kami untuk secara komprehensif memperluas dan mengembangkan hubungan eksternal."

Kongres ini berlangsung menjelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Ketika menjabat, Biden akan menghadapi tugas sulit untuk merekayasa terobosan dalam kebuntuan, setelah pertemuan bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump gagal mencapai kesepakatan.

Sementara itu, hubungan antar-Korea membuat beberapa kemajuan sekitar KTT 2018 tetapi memburuk karena pembicaraan nuklir. Pemimpin diktator itu juga membahas cara-cara untuk membuka "masa keemasan baru" dalam kampanyenya untuk budaya sosialis, karena Korut telah meningkatkan tindakan kerasnya terhadap informasi luar.

Korut memberlakukan undang-undang baru bulan lalu yang melarang materi asing yang dapat memicu "pemikiran reaksioner." Dia menyerukan untuk "membangun gaya hidup kita yang sehat dan revolusioner di semua bidang kehidupan sosial dan secara menyeluruh menghilangkan elemen non-sosialis," kata Kim Jong-un.

Pertemuan politik seperti ini langka, terakhir kali diselenggarakan pada 2016. Kongres kedelapan ini juga menarik perhatian internasional karena Kim Jon-un mengungkap rencana ekonomi lima tahun ke depan dan membahas hubungan antar-Korea serta kebijakan luar negeri. Kongres tersebut dihadiri oleh 4.750 delegasi dan dua ribu penonton.

Pada kongres itu, Kim Jong-un juga berjanji untuk memperkuat pertahanan militer. Kim Jong-un menjelaskan keinginannya untuk secara andal melindungi keamanan negara dan rakyat serta lingkungan damai dari konstruksi sosialis dengan menempatkan kemampuan pertahanan negara pada tingkat yang jauh lebih tinggi.