Bagikan:

JAKARTA - Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan tujuh korban lainnya dipindahkan ke lokasi yang lebih landai dari titik awal helikopter mendarat darurat. Upaya itu dilakukan agar perawatan medis darurat berjalan baik.

"Kemarin sore dicoba digeser kurang lebih sekitar 50 meter dari titik koordinat heli mendarat darurat tersebut," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Selasa, 21 Februari.

Sedianya, titik awal helikopter mendarat darurat merupakan tebing terjal yang disebut memiliki kemiringan hampir 45 derajat. Sehingga, tak memungkinkan untuk dilakukan perawatan di sana.

Kemudian, saat ini tim evakuasi darat juga disebut masih mencari lokasi yang lebih landai untuk tempat helikopter penyelamat mendarat.

Alasannya, tak hanya hanya kemiringan di lokasi kejadian yang menjadi kendala tapi juga vegetasi di perbukitan Kerinci.

"Tempat sekarang selain vegetasi di Taman Nasional Seblat cukup rapat dan juga masih ada bisa dikatakan lereng yang cukup terjal. Kita masih mencari titik di mana yang lebih landai," sebutnya.

Dalam pencarian titik mendarat helikopter, tim darat beranggotakan 26 orang yang berasal dari Basarnas, TNI, hingga anggota Taman Nasional Seblat.

"Tim darat ini ada 26 orang, yang kemarin 20 sekarang ada 26 orang. Dari Brimob ada 2 orang, TNI 2 orang, Basarnas 2 orang, Polres Kerinci dipimpin langsung oleh Kapolres ada 6 orang," ucapnya.

"Dari kedokteran kepolisian ada 2 orang, dari masyarakat komunitas kita terima kasih kepada masyarakat komunitas juga ikut membantu ada 2 orang, kemudian dari Taman Nasional Seblat ada 5 orang," sambung Dedi.

Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono beserta rombongan mengalami insiden mengerikan. Helikopter yang mereka tumpangi hilang kontak pada Minggu, 19 Februari.

Total ada 8 orang yang menjadi korban. Selain, Kapolda ada juga beberapa pejabat Polda Jambi dan awak helikopter.

Dari informasi, Irjen Rusdi Hartono mengalami luka parah. Lengan kanannya patah akibat insiden tersebut.