Siap Berjuang Bersama Rusia Jika Negaranya Diinvasi, Presiden Belarusia: Pembalasannya akan Mengerikan
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. (Sumber: Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Alexander Lukashenko mengatakan pada Hari Kamis, dia akan memerintahkan pasukannya untuk berperang bersama sekutu Rusia, jika negara lain melancarkan serangan terhadap Belarusia, lapor kantor berita Belta.

Lukashenko, yang telah berulang kali membantah klaim dari Kyiv dan Barat bahwa negaranya dapat terseret lebih jauh ke dalam perang di Ukraina di pihak Moskow, juga mengatakan dia berencana untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Jumat.

"Saya siap berperang dengan Rusia dari wilayah Belarus hanya dalam satu kasus: Jika satu tentara datang ke wilayah Belarus untuk membunuh rakyat saya," ujarnya seperti mengutip Reuters dari Belta 16 Februari.

"Jika mereka melakukan agresi terhadap Belarusia, responsnya akan menjadi yang paling mengerikan, dan perang akan menjadi sangat berbeda," sambungnya.

Lebih jauh Dia memperingatkan, dalam kasus itu "perang akan memiliki karakter yang sama sekali berbeda."

Presiden Lukashenko menggarisbawahi, ini tidak hanya menyangkut Ukraina, tetapi juga tetangga lainnya. Dia menekankan, orang Belarusia adalah orang yang berpikiran damai.

"Kami tahu seperti apa perang itu. Kami tidak menginginkan perang. Dan kami tidak akan mengirim pasukan kami ke wilayah Ukraina. Kecuali jika Anda melakukan agresi terhadap wilayah Belarusia dari sana. Inilah jawaban saya. Sudah diberikan sudah lama sekali," tegasnya, seperti melansir TASS.

belarusia
Ilustrasi militer Belarusia dan Rusia. (Twitter/@TadeuszGiczan)

Lukashenko ingat bahwa Rusia adalah sekutu Belarus dan kedua negara memiliki kelompok militer gabungan, tetapi Rusia tidak pernah meminta "Belarusia untuk memulai perang melawan Ukraina."

Menurut Presiden Lukashenko, Belarus memberikan keamanan di Barat. Pada saat yang sama, dia mengutip data intelijen yang menyatakan, Barat ingin menarik Belarusia ke dalam perang.

Barat dikatakan benar-benar "memimpikan" hal ini, yang akan memungkinkan, dengan mempertimbangkan panjang perbatasan Belarusia, untuk lebih jauh meregangkan garis depan sejauh 2.500 kilometer lagi, yang akan memperumit situasi.

"Di permukaan, perhitungannya benar. Tapi nyatanya, itu bodoh. Kami tidak akan memberi Anda kesempatan. Jika Anda berani menginjakkan kaki di tanah kami, jawabannya akan mengerikan. Orang Barat tahu akan seperti apa dan senjata apa yang akan digunakan," terang Lukashenko.

Dia ingat bahwa Belarusia memiliki 75.000 tentara masa damai, tetapi jika perlu, dalam kondisi masa perang dapat ditingkatkan menjadi setengah juta.

"Tidak ada orang waras yang menginginkan perang. Selama tidak ada perluasan agresi hari ini, mari kita negosiasikan perdamaian," tandasnya, namun menekankan bahwa Barat dan Ukraina belum siap untuk saat ini.

"Anda belum siap. Itu akan menjadi tragedi dan malapetaka yang mengerikan bagi Anda, jika pembicaraan damai dimulai sekarang. Anda membutuhkan perang," tandas Lukashenko.

Presiden Lukashenko menambahkan, saat ini ada lebih dari 20 ribu tentara bayaran yang dikirim Barat ke Ukraina.

"Berapa banyak orang yang dikirim Lukashenko ke sana? Berapa banyak? Dia tidak mengirim siapa pun. Namun Anda mencela saya. Saya tidak mengirim orang untuk berperang di sana dan saya tidak akan melakukan itu," tegas presiden.

Diketahui, Rusia menggunakan Belarusia sebagai pos pementasan untuk invasi skala penuh ke Ukraina tahun lalu, meluncurkan serangan yang gagal di ibu kota Ukraina, Kyiv dari negara tersebut.

Terkait