JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani (Menkeu) pada hari ini menggelar konferensi pers secara virtual terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) periode 2020. Dalam penjabarannya, Menkeu menyebut bahwa APBN 2020 bekarja secara luar biasa.
Pernyataan tersebut diungkapkan setelah instrumen fiskal itu mengalami tekanan yang cukup hebat sebagai dampak pandemi COVID-19. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus mengeluarkan Perpres 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur APBN 2020 guna mengakomodir beberapa penyesuaian yang ada.
“Kebijakan extraordinary dalam APBN kali ini difokuskan untuk membantu masyarakat serta dunia usaha pulih dan bangkit,” ujarnya, Rabu, 6 Januari.
BACA JUGA:
Secara umum, pendapatan negara selama 2020 tercatat sebesar Rp1.633,6 triliun. Sedangkan untuk sisi belanja diketahui senilai Rp2.589 triliun. Catatan ini membuat defisit APBN 2020 berada di angka Rp956,3 triliun atau 6,09 terhadap PDB (produk domestik bruto).
Berikut tujuh Realisasi Ekonomi Makro dalam APBN 2020:
1. Pertumbuhan ekonomi -1,7 persen hingga -2,2 persen (year-on-year)
2. Inflasi 1,68 persen (year-on-year)
3. Tingkat suku bunga SPN 3 Bulan 3,19 persen
4. Nilai tukar Rp14.577 per dolar AS
5. Harga minyak mentah Indonesia 40 dolar AS per barel
6. Lifting minyak 40.000 barel per hari
7. Lifting gas 983 ribu barel setara minyak per hari