JAKARTA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyebut pihaknya akan kembali membangun Refuse Derived Fuel (RDF) Plant kedua di Jakarta. Saat ini, RDF Plant milik Pemprov DKI pertama didirikan di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Diproyeksikan, fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar setara batu bara tersebut akan dibangun di kawasan Rorotan, Jakarta Utara.
"Kami akan berencana lagi untuk membangun yang kedua. Mudah-mudahan bisa di dalam kota. Kita cari tanah pemda yang luasnya 5 hektare buat kita bangun RDF. Kemungkinan di utara daerah Rorotan karena ada aset pemda di sana," kata Asep kepada wartawan, Selasa, 14 Februari.
Namun, RDF Plant yang akan dibangun di dalam kota ini tidak akan dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah akhir selayaknya TPST Bantargebang, melainkan hanyalah lokasi pengolahan sampah.
Lebih lanjut, RDF Plant di Rorotan ditargetkan akan dibangun pada tahun 2024. Tahun ini, Pemprov DKI masih menyusun dokumen studi kelayakan atau feasibility study terhadap bangunan tersebut.
"Kan, tahun ini kita bikin FS-nya. Mudah-mudahan, tahun depan mulai bisa memilih mitra dan membangun kontruksinya," ucap Asep.
BACA JUGA:
Saat ini, pengerjaan pembangunan RDF Plant di Bantargebang masih berproses. Asep menyebut progres pengerjaan berada pada commissioning atau uji coba kompenen pabrik pengolahan sampah menjadi bahan bakar setara batu bara. Tahapan commissioning tersebut telah dilakukan sejak awal Januari lalu.
"Mudah-mudahan mulai tanggal 18 Februari besok sudah selsai commissioningnya dan kita bisa mulai beroperasi komersil," tutur Asep.
RDF Plant di Bantargebang bisa mengolah 2.000 ton sampah dalam satu hari, yakni 1.000 ton yang sudah menumpuk di Bantargebang, dan 1.000 ton sampah baru yang datang dari Jakarta. 2.000 ton sampah yang diolah akan bisa menghasilkan sekitar 700-750 ton bahan bakar.
Pemprov DKI akan melakukan kerja sama dengan dua perusahaan sebagai opsteker atau pihak yang membeli hasil RDF Plant Bantargebeng, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI).