Filipina Sewot Kapal Patrolinya Ditembak Sinar Laser dari Kapal Militer China
Foto Facebook Philippine Coast Guard

Bagikan:

JAKARTA - Laut China Selatan yang disengketakan kembali memanas. Kapal patroli Filipina merasa ditembak 'sinar laser kelas militer' dari kapal keamanan China yang sempat membutakan awak kapal.

Insiden itu terjadi pada 6 Februari di lokasi berjarak hampir 20 km dari Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly, tempat marinir Filipina ditempatkan, kata Penjaga Pantai Filipina dilansir dari Channel News Asia, Senin 13 Februari.

Kapal China menyorotkan sinar laser hijau "tingkat militer" dua kali ke kapal Filipina. Pejabat terkait bilang sinar itu menyebabkan kebutaan sementara bagi awaknya di anjungan.

Kapal China itu juga melakukan manuver berbahaya dengan berada dalam jarak sekitar 140m dari kapal Filipina.

"Pemblokiran yang disengaja terhadap kapal-kapal pemerintah Filipina untuk mengirimkan makanan dan perbekalan kepada personel militer kami ... adalah pengabaian terang-terangan, dan pelanggaran yang jelas, hak kedaulatan Filipina di bagian Laut Filipina Barat ini," Penjaga Pantai Filipina dikatakan.

Juru bicara militer Filipina Medel Aguilar meminta Beijing untuk menahan pasukannya sehingga tidak melakukan tindakan provokatif yang akan membahayakan nyawa orang.

Namun juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan kapal Filipina itu telah "menyusup" ke perairan kedaulatan China tanpa izin.

Dia mengatakan personel Penjaga Pantai China telah bertindak secara "profesional dan terkendali".

Terjadi serangkaian insiden maritim antara Filipina dan China, yang mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan dan mengabaikan keputusan pengadilan internasional bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.

Beberapa hari sebelum insiden terbaru ini, Amerika Serikat dan Filipina setuju untuk melanjutkan patroli bersama di laut, dan membuat kesepakatan untuk memberi pasukan AS akses ke empat pangkalan militer lainnya di negara Asia Tenggara itu.

Kapal patroli penjaga pantai Filipina mendukung rotasi untuk marinir yang tinggal di kapal angkatan laut yang terlantar untuk menegaskan klaim teritorial Manila.