Gedung Putih Bantah Tudingan Balon Amerika Serikat Terbang di Atas Wilayah China
Pengambilan reruntuhan balon mata-mata China oleh Angkatan Laut AS. (Wikimedia Commons/U.S. Navy/Mass Communication Specialist 1st Class Tyler Thompson)

Bagikan:

JAKARTA - Gedung Putih membantah tudingan China, terkait balon Amerika Serikat yang dikatakan pejabat Beijing telah melanggar wilayah udara mereka.

China menuding balon ketinggian tinggi Amerika Serikat telah terbang di atas wilayah udaranya tanpa izin lebih dari 10 kali sejak awal tahun 2022 pada Hari Senin.

Gedung Putih segera membantah tuduhan China, yang ditepis oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson sebagai upaya pengendalian kerusakan oleh Beijing.

"Setiap klaim bahwa pemerintah AS mengoperasikan balon pengawasan di RRC (Republik Rakyat China) adalah salah," katanya dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 13 Februari.

"China-lah yang memiliki program balon pengawasan ketinggian tinggi untuk pengumpulan intelijen, yang terhubung dengan Tentara Pembebasan Rakyat, yang telah digunakan untuk melanggar kedaulatan Amerika Serikat dan lebih dari 40 negara di lima benua," papar Watson.

Watson menyebut, China telah gagal memberikan "penjelasan yang kredibel" atas gangguan tersebut.

Terpisah, juru bicara keamanan nasional John Kirby mengatakan kepada MSNBC dalam sebuah wawancara: "Sama sekali tidak benar. Kami tidak menerbangkan balon di atas China."

Sementara itu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat tidak menanggapi permintaan komentar.

Tudingan terbaru memperlebar perselisihan diplomatik, setelah militer Amerika Serikat menembak jatuh apa yang dikatakannya sebagai balon mata-mata China.

"Sejak tahun lalu, balon ketinggian tinggi AS telah lebih dari 10 kali melakukan penerbangan ilegal ke wilayah udara China tanpa persetujuan dari departemen China yang relevan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada pengarahan reguler di Beijing.

Meski demikian, Wang tidak secara khusus menggambarkan balon tersebut apakan memiliki tujuan militer atau spionase, tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Ditanya bagaimana China menanggapi serangan semacam itu ke wilayah udaranya, Wang mengatakan tanggapannya "bertanggung jawab dan profesional".

Penegasan China muncul setelah Amerika Serikat menembak jatuh apa yang dikatakannya sebagai balon mata-mata China di lepas pantai South Carolina pada 4 Februari, setelah melayang melintasi Amerika Serikat selama berhari-hari.

China mengatakan balon itu adalah pesawat penelitian sipil, menuduh Amerika Serikat bereaksi berlebihan.

"Hal pertama yang harus dilakukan pihak AS adalah melihat dirinya sendiri, mengubah caranya, bukan mencoreng dan menghasut konfrontasi," kritik Wang.