Buntut Balon Mata-mata, Menlu AS Antony Blinken Tunda Perjalanan ke China
Menlu AS Antony Blinken saat menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali. (Wikimedia Commons/State Department/Ron Przysucha)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memutuskan menunda kunjungannya ke China yang semula direncanakan Hari Jumat, setelah balon mata-mata China terlacak terbang melintasi Amerika Serikat, kata seorang pejabat AS.

ABC News mengutip seorang pejabat AS mengatakan, Menlu Blinken tidak ingin membesar-besarkan situasi dengan membatalkan kunjungannya, tetapi juga tidak ingin insiden balon mendominasi pertemuannya dengan pejabat China.

Seorang pejabat AS mengonfirmasi penundaan itu kepada Reuters, seperti dikutip 3 Februari.

China sebelumnya menyatakan penyesalan, bahwa apa yang disebutnya pesawat "sipil" telah tersesat ke wilayah AS setelah diterbangkan, sebuah insiden yang memicu kehebohan politik di Amerika Serikat.

Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder mengatakan kepada wartawan, pemerintah sedang melacak balon pengintai ketinggian tinggi di atas daratan Amerika Serikat dan mengatakan itu "terbang pada ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menghadirkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang."

Pemimpin militer AS mempertimbangkan untuk menembak jatuh balon di atas Montana pada Hari Rabu, tetapi akhirnya Presiden Joe Biden memutuskan untuk tidak melakukannya, karena risiko keamanan dari puing-puing, kata pejabat AS.

Terpisah, dalam sebuah pernyataan pada Hari Jumat, Kementerian Luar Negeri China mengatakan balon itu untuk tujuan meteorologi sipil dan ilmiah lainnya, menyesalkan bahwa pesawat tersebut telah tersesat ke wilayah udara AS.

Kementerian juga mengatakan akan terus berkomunikasi dengan Amerika Serikat untuk "menangani dengan benar" situasi yang tidak terduga. Seorang juru bicara pemerintah China mengatakan sebelumnya bahwa "China tidak berniat melanggar wilayah darat dan wilayah udara negara berdaulat mana pun."

Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan balon itu dinilai memiliki "nilai aditif terbatas dari perspektif pengumpulan intelijen."

Diketahui, penundaan perjalanan Blinken, yang disetujui pada November oleh Presiden Biden dan Presiden China Xi Jinping, akan menjadi pukulan bagi kedua belah pihak yang melihatnya sebagai kesempatan untuk menstabilkan hubungan yang semakin retak.

Hubungan antara China dan Amerika Serikat telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah kunjungan Ketua DPR AS ketika itu Nancy Pelosi ke Taiwan tahun lalu, dibalas dengan latihan militer skala besar oleh Beijing di dekat pulau tersebut.

Balon semacam itu biasanya beroperasi pada ketinggian 80.000-120.000 kaki (24.000-37.000 meter), jauh di atas tempat lalu lintas udara komersial terbang. Pesawat tempur berperforma tertinggi biasanya tidak beroperasi di atas 65.000 kaki, meskipun pesawat mata-mata seperti U-2 memiliki ketinggian layanan 80.000 kaki atau lebih.

Craig Singleton, seorang ahli China dari Yayasan Pertahanan Demokrasi mengatakan, balon semacam itu telah banyak digunakan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet selama Perang Dingin dan merupakan metode pengumpulan intelijen yang murah.