Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat sudah rampung menyusun kembali puing-puing balon milik China yang ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan oleh jet tempur. Hasilnya, semakin memperkuat indikasi balon itu bagian dari intelijen.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan puing-puing itu termasuk di dalamnya benda elektronik dan optik. Namun Kirby menolak membeberkan lebih detail apa saja yang telah dipelajari AS sejauh ini.

“Ini adalah jumlah yang signifikan [materi yang dipulihkan], termasuk struktur muatan serta beberapa elektronik dan optik, dan semua itu sekarang ada di laboratorium FBI di Quantico,” kata Kirby seperti dilansir The Guardian, Sabtu 18 Februari.

AS telah belajar banyak tentang balon tersebut dengan mengamatinya saat terbang di atas Amerika Serikat.

“Kami akan belajar lebih banyak lagi, kami yakin, dengan melihat isi di dalamnya dan melihat cara kerjanya dan kemampuannya.”

Militer AS mengumumkan operasi pemulihan berakhir pada hari Kamis 16 Februari kemarin. Dan potongan terakhir sedang dalam perjalanan ke laboratorium FBI di Virginia untuk dianalisis. Pembatasan udara dan laut di kawasan Carolina Selatan juga sudah resmi dicabut.

Pengumuman tersebut mengakhiri tiga minggu dramatis yang menyaksikan jet tempur AS menembak jatuh empat objek di udara – balon besar China yang dikonfirmasi pada 4 Februari, lalu tiga objek yang jauh lebih kecil sekitar seminggu kemudian di atas Kanada, Alaska, dan Danau Huron. Itu adalah penembakan objek tidak sah di masa damai pertama yang diketahui di wilayah udara AS.

China mengaku memiliki balon pertama dan meminta maaf, mengklaim itu bukan untuk pengawasan, tetapi kemudian keberatan ketika ditembak jatuh.

Para pejabat juga mengatakan pencarian benda kecil yang ditembak jatuh di atas Danau Huron telah berhenti tanpa ada yang ditemukan. Juga ditemukan dua objek yang ditembak jatuh di atas Yukon dan Alaska utara.

Sementara militer yakin bahwa balon yang ditembak jatuh di South Carolina adalah pesawat pengintai yang dioperasikan oleh China, pemerintahan Biden telah mengakui bahwa tiga objek yang lebih kecil kemungkinan adalah balon milik warga sipil yang menjadi sasaran karena deteksi radar yang meningkat setelah yang pertama.

Sebagian besar balon China jatuh ke dalam air sekitar 15 meter (50 kaki), dan angkatan laut mengumpulkan sisa-sisa dari permukaan sementara penyelam dan kapal angkatan laut tak berawak menarik sisanya.