Bagikan:

JAKARTA - Seorang pilot Amerika Serikat yang terbang tinggi di atas sebuah balon udara yang dicurigai sebagai balon mata-mata Tiongkok, mengambil foto selfie dari jarak dekat dengan benda putih besar tersebut, sehari sebelum Angkatan Udara menembak jatuh balon udara tersebut di lepas pantai South Carolina.

Foto tersebut menunjukkan bagian atas helm pilot di dalam kokpit pesawat U-2, dengan balon terbang di bawahnya. Foto tersebut diambil pada tanggal 3 Februari, ketika balon udara tersebut berada di dekat Kansas.

Pentagon merilis foto tersebut pada Hari Rabu, lebih dari dua minggu setelah balon udara tersebut menjadi berita utama internasional saat melintasi wilayah AS.

Balon udara tersebut dijatuhkan pada 4 Februari oleh jet tempur F-22 Raptor yang menembakkan rudal AIM-9X Sidewinder. Penembakan itu dilakukan ketika balon udara tidak lagi berada di atas daratan, namun masih berada di dalam perairan teritorial AS.

Sementara, U-2 Dragon Lady adalah pesawat mata-mata AS yang terbang di ketinggian yang telah beroperasi sejak tahun 1950-an.

Jumat lalu, Pentagon mengumumkan kapal-kapal Angkatan Laut dan kapal selam telah menyelesaikan pengumpulan puing-puing balon besar dan muatannya, yang jatuh berkeping-keping ke Samudra Atlantik.

"Mayoritas balon, termasuk muatannya, telah ditemukan dari dasar laut dan sedang dianalisis oleh FBI," kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh pada Hari Rabu, melansir CNA 23 Februari.

Penembakan tersebut menyebabkan tiga objek lain yang lebih kecil juga ditembak jatuh oleh jet Angkatan Udara dalam kurun waktu delapan hari. Satu di atas Alaska, satu di atas Kanada dan satu lagi di atas Danau Huron. Pencarian objek di Alaska dan Danau Huron telah berakhir.

Diketahui, balon udara yang dicurigai sebagai pesawat mata-mata China pertama kali memasuki wilayah udara AS pada 28 Januari, sebelum pindah ke wilayah udara Kanada pada 30 Januari. Balon tersebut kemudian kembali memasuki wilayah udara AS pada 31 Januari, menurut para pejabat AS.

Sementara, China menyebutnya sebagai balon sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi, mengkritik keras AS karena menembak jatuh balon tersebut.