Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengaku perencanaan pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter kembali molor dari target yang ditetapkan sebelumnya.

Sebelumnya, pada era Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI, PT Jakarta Propertindo selaku BUMD yang diberi penugasan pembangunan ITF Sunter telah melakukan penjajakan dengan calon investor.

Namun, kata Asep, perombakan jajaran direksi PT Jakpro yang dilakukan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada November 2022 lalu mengakibatkan proses penjajakan berhenti.

Heru mencopot Widi Amanasto sebagai Direktur Utama PT Jakpro dan menggantinya dengan Iwan Takwin. Heru juga merombak sejumlah direktur Jakpro.

Menurut Asep, jajaran direksi Jakpro yang baru ini merasa perlu meninjau ulang proses penjajakan dengan mitra proyek ITF Sunter. Hal inilah yang mengakibatkan target pengerjaan awal konstruksi molor kembali.

"Sampai saat ini belum dapat mitra. Jadi, direksi baru itu sedang melhat lagi proses (penjajakan) kemarin, itu sudah benar atau tidak. Kalau direksi yang baru ini sudah selesai melakukan uji komplain, mudah-mudahan prosesnya bisa dilanjutkan lagi," ujar Asep di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 13 Februari.

Asep mengaku Pemprov DKI sudah melayangkan surat kepada Jakpro beberapa minggu lalu. Dalam surat tersebut, Pemprov meminta Jakpro mempercepat pengujian ulang penjajakan calon investor ITF Sunter.

Setelah mitra terpilih, lanjut dia, proses akan berlanjut pada penetapan perjanjian kerja sama (PKS). Sebelumnya, Pemprov DKI telah menyusun PKS bersama mantan mitra yang sudah mundur dari proyek ITF. Ada kemungkinan isi perjanjian dalam PKS diubah kembali menurut kesepakatan bersama mitra baru.

Asep pun masih berharap ITF Sunter sudah bisa dimulai proses konstruksinya pada bulan November 2023, seperti target yang diperbaharui Jakpro beberapa bulan lalu.

"Makanya, semakin cepat Jakpro memutuskan mitranya, kita bisa mulai diskusi untuk PKS ini. Apakah kemudian mitra itu masih sependapat dengan PKS yang dulu ada. Itu yang nanti mungkin setelah mitra terpilih, nanti mau tidak mau kita mulai untuk membahas masalah PKS lagi," urainya.

Sebelumnya, PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) selaku anak usaha PT Jakarta Propertindo yang menangani proyek ITF Sunter memasang target pengerjaan harus sudah mulai dilakukan pada bulan November mendatang.

"Kami harus melaksanakan konstruksi sebelum akhir November karena ada target yang namanya RUPTL, rancangan pengembangan tenaga listrik nasional, yang harus kami capai sebelum 2026," kata Direktur Utama PT JSL Nagwa Kamal usai rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Selasa, 31 Januari.

Target baru ini ditetapkan setelah Presiden Joko Widodo memanggil jajaran Jakpro dan JSL beberapa hari lalu. Saat itu, Jokowi mewanti-wanti badan usaha milik Pemprov DKI ini untuk segera mewujudkan pembangunan ITF Sunter.

"Hari Kamis, 26 Januari, kami dipanggil Dewan Energi Nasional yang diketuai Pak Jokowi, yang mengingatkan kembali termasuk juga mengingatkan kepada DKI untuk segera menyelenggarakan rencana umum pemanfaatan energi daerah," ujarnya.

Dalam APBD DKI tahun anggaran 2023, PT Jakpro menerima suntikan modal sekitar setengah triliun rupiah dari Pemprov DKI untuk mengawali pembangunan ITF Sunter yang akan dikerjakan PT JSL sebagai anak usahanya.

Rencananya, alokasi penyertaan modal daerah (PMD) tahun ini akan digunakan sebagai jaminan pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek (PJBL) senilai Rp480 miliar, pekerjaan persiapan lahan Rp16,5 miliar, pengawasan proyek Rp5,5 miliar, dan operasional Rp15 miliar. Sementara, total nilai investasi pembangunan ITF Sunter sebesar Rp5,2 triliun.