JAKARTA - Pembangunan fasilitas pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter sampai saat ini belum juga dilakukan pembangunan. Target pengerjaannya pun terus molor.
Kini, PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) selaku anak usaha PT Jakarta Propertindo yang menangani proyek ITF Sunter memasang target pengerjaan harus sudah mulai dilakukan pada bulan November mendatang.
"Kami harus melaksanakan konstruksi sebelum akhir November karena ada target yang namanya RUPTL, rancangan pengembangan tenaga listrik nasional, yang harus kami capai sebelum 2026," kata Direktur Utama PT JSL Nagwa Kamal usai rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Selasa, 31 Januari.
Target baru ini ditetapkan setelah Presiden Joko Widodo memanggil jajaran Jakpro dan JSL beberapa hari lalu. Saat itu, Jokowi mewanti-wanti badan usaha milik Pemprov DKI ini untuk segera mewujudkan pembangunan ITF Sunter.
"Hari Kamis, 26 Januari, kami dipanggil Dewan Energi Nasional yang diketuai Pak Jokowi, yang mengingatkan kembali termasuk juga mengingatkan kepada DKI untuk segera menyelenggarakan rencana umum pemanfaatan energi daerah," ujarnya.
Dalam APBD DKI tahun anggaran 2023, PT Jakpro menerima suntikan modal sekitar setengah triliun rupiah dari Pemprov DKI untuk mengawali pembangunan ITF Sunter yang akan dikerjakan PT JSL sebagai anak usahanya.
Rencananya, alokasi penyertaan modal daerah (PMD) tahun ini akan digunakan sebagai jaminan pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek (PJBL) senilai Rp480 miliar, pekerjaan persiapan lahan Rp16,5 miliar, pengawasan proyek Rp5,5 miliar, dan operasional Rp15 miliar.
Sementara, total nilai investasi pembangunan ITF Sunter sebesar Rp5,2 triliun. Prosesnya kini, Jakpro tengah mencari calon investor sebagai mitra pendanaan konstruksinya.
"Kami harapkan dengan turunnya PMD, kami bisa melakukan proses terutama terkait dengan PJBL karena PMD itu akan sebagian digunakan untuk jaminan pelaksanaan PJBL yang sesuai rencana kami di bulan Mei," jelas Nagma.