Tak Goyang Digoda Pantun PKS, Golkar: Kita Masih Konsisten dengan KIB
Jumpa pers usai pertemuan elite PKS dengan Golkar/FOTO: Wardhany Tsa Tsia-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Partai Golkar memastikan tetap konsisten berada di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Golkar tak goyah meski Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengajak bergabung ke Koalisi Perubahan bersama NasDem dan Partai Demokrat.

"Kita masih konsisten dengan KIB dan tentu kita akan jaga terus suasana yang kondusif dalam konteks membangun koalisi bersama sesuai dengan kesepakatan yang telah dibangun oleh ketua umum," kata Ketua DPD Ace Hasan Syadzily kepada wartawan di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa, 7 Februari.

Ace bilang partainya terus menjaga kekompakan koalisi bersama PAN dan PPP. Apalagi, masih akan ada yang akan bergabung dalam kerja sama politik tersebut.

"Kami tetap terus menjaga kekompakan di dalam KIB," tegasnya.

"Insyaallah, mudah-mudahan akan ada satu dua partai seperti yang dikatakan oleh Pak Ketua Umum (Golkar) Pak Airlangga untuk bisa bergabung dengan KIB," sambung Ace.

Sebelumnya, PKS menggoda Golkar lewat pantun usai melakukan pertemuan tertutup di Kantor DPP Partai Golkar. Sekjen PKS Aboe Bakar Al Habsyi mengajak partai berlambang beringin itu bergabung dengan Koalisi Perubahan.

"Putri Melayu membawa nampan, nampan berisi bunga hiasan. Jika belum tentukan pilihan, ayo bergabung untuk perubahan," kata Aboe saat konferensi pers usai melakukan pertemuan tertutup di DPP Partai Golkar.

Dalam konferensi pers itu, Aboe menyampaikan pantunnya di hadapan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin, dan petinggi partai lainnya.

Tak hanya satu pantun, Aboe kembali berpantun untuk menggoda Partai Golkar. "Jalan-jalan ke Pulau Bima. Mampir Taliwang makan ayam bakar," ujarnya mengawali pantun keduanya.

"Sekarang kami datang bersama hendak bertanya ke arah mana gerangan Partai Golkar? Kali aja bisa diajak-ajak gitu ya," sambungnya.

Cara PKS menggoda Golkar ini, disebut Aboe sebagai hal yang biasa. "Namanya kehidupan, mau enggak. Soal tawar menawar siapa tahu ada di antara kita," ujarnya.