JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) menyebut banyak warga Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin yang cenderung menyukai mereka. Hal ini dinilai sebagai sesuatu yang membanggakan.
"Preferensi Nahdliyin terhadap PDI Perjuangan yang tertinggi dibandingkan kepada partai, tentu saja sangat membanggakan dan kami bangga," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 7 Februari.
Kata Hasto, kecenderungan ini muncul karena aspek historis, ideologis hingga kebersamaan di kalangan akar rumput. PDIP bahkan menganggap NU sebagai saudara tua karena Partai Nasional Indonesia (PNI) yang merupakan akar partai berdiri setahun setelah NU didirikan pada 1926.
Hal inilah yang membuat PDIP mendekati pemilih di wilayah basis NU secara natural. Kedekatan yang sudah terjalin tidak terkesan dipaksakan.
"Karena secara batin sudah dekat dan secara kultural saling berkomplemen di akar rumput, maka semua berjalan secara natural, tidak dibuat-buat, dan tidak didorong oleh desain elektoral. Justru hal yang natural dan penuh suasana kebatinan itu yang menciptakan persahabatan sejati," ungkap Hasto.
Hasto memastikan PDIP akan terus bergotong royong dengan semua pihak termasuk NU. "Apalagi PDI Perjuangan dan NU memiliki sejarah panjang bersama. Bahkan, berdasarkan statistik, banyak kader NU yang saat ini menjadi kepala daerah," tegasnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, apresiasi diberikan PDIP pada NU yang sudah berdiri selama satu abad. Hasto menyebut NU selalu teguh menjaga khittahnya dan berjuang bagi negara seperti amalan Pancasila.
"PDI Perjuangan mengapresiasi NU karena keteguhan NU dalam menjaga khittah 1926 dan rekam jejak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia serta keteguhannya di dalam menjaga keIndonesiaan berdasarkan Pancasila," ujarnya.
Sebagai penghormatan, PDIP juga akan mengadakan dialog secara daring terkait Peringatan 1 Abad NU. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) dan BKN PDIP.