Bagikan:

KUPANG - Pemerintah Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur terus berupaya untuk menekan angka kematian bayi dan angka kematian ibu saat proses persalinan dengan menyiapkan berbagai fasilitas kesehatan sebagai rujukan yang lebih memadai.

"Pemerintah Kota Kupang berkomitmen untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) dengan terus menyiapkan fasilitas kesehatan baik di rumah sakit maupun puskesmas," kata Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh dikutip ANTARA, Senin, 6 Februari.

Ia mengatakan hal itu terkait dengan penandatangan kerja sama antar wilayah untuk mendukung pelayanan kesehatan di lima kabupaten/kota di NTT, yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Rote Ndao, Sabu Raijua, dan Alor.

Penandatangan yang dilakukan itu sebagai bentuk komitmen lima kepala daerah tersebut dalam mendukung kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta menurunkan AKB dan AKI di Provinsi NTT.

Angka kematian ibu di Kota Kupang pada 2022 tercatat sembilan kasus dari 7.823 kelahiran hidup, sedangkan AKB 56 kasus dari 7.823 kelahiran hidup atau 716/100.000 kelahiran hidup.

Ia mengatakan keterlambatan dalam pengambilan keputusan, keterlambatan tiba di tempat rujukan, serta keterlambatan penanganan menjadi faktor berpengaruh dalam keselamatan ibu dan anak di daerah itu.

Pemkot Kupang terus berupaya melakukan pembenahan dalam pelayanan bidang kesehatan, termasuk menyiapkan berbagai infrastruktur dan fasilitas kesehatan yang memadai, baik di puskesmas maupun rumah sakit milik pemkot setempat, RSUD SK Lerik.

Menurut dia, fasilitas kesehatan yang dimiliki RSUD SK Lerik saat ini sudah lengkap sehingga layak menjadi rumah sakit rujukan untuk penanganan berbagai jenis penyakit.

"Kondisi RSUD SK Lerik saat ini sudah menjadi rumah sakit dengan fasilitas yang cukup memadai dan dapat dijadikan rumah sakit rujukan dari kabupaten lain untuk penanganan berbagai macam penyakit," kata George Melkianus Hadjoh.