JAKARTA - Kesehatan ibu hamil penting untuk diperhatikan karena anak berimbas langsung pada kesehatan janin yang dikandungnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan mudah adalah melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA).
Tidak seperti berat badan yang dapat berubah dalam waktu yang cepat, ukuran LILA seseorang membutuhkan waktu yang lama untuk berubah. Dari LILA, status gizi seseorang dan apakah ia mengalami kekurangan energi kronis (KEK) atau tidak bisa diketahui.
Batas nilai normal yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk pengkuran LILA yaitu 23,5 cm. Jika seorang wanita atau ibu hamil memiliki LILA yang kurang dari 23,5 cm, ia dianggap memiliki status gizi yang kurang dan mengalami KEK.
"Kalau kurang dari 23,5 sentimeter ini kemungkinan besar malnutrisi. Jadi, biasanya diberikan makanan tambahan secara gratis. Makanan tambahan biasanya diberikan pada ibu yang curiga kurang energi kronis," kata Dokter spesialis gizi klinik dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp.GK dikutip dari ANTARA, Rabu, 24 Januari.
Raissa mengatakan, sejumlah kriteria lainnya untuk mengidentifikasi wanita hamil kekurangan energi kronis (KEK) yakni dengan berat badan kurang dari 42 kilogram dan tinggi badan kurang dari 145 sentimeter.
Selain itu, berat badan pada trimester pertama kurang dari 45 kilogram, indeks massa tubuh (IMT) sebelum hamil kurang dari 17 dan menderita anemia yang ditandai Hb kurang dari 11.
Menurut dia, kenaikan berat badan seperti yang diharapkan menjadi satu hal penting. Wanita hamil dengan IMT kurang dari 18,5 misalnya, sebaiknya kenaikan berat badannya pada trimester pertama satu hingga tiga kilogram dan rata-rata kenaikan bobot tubuh per pekan 0,44 hingga 0,58 kilogram.
Sementara IMT lebih dari 30, kenaikan berat badan pada trimester pertama yakni 0,2 hingga dua kilogram dan rata-rata kenaikan berat badan per minggu yakni 0,17 - 0,237 kilogram.
Kekurangan energi kronis (KEK) sering terjadi pada ibu hamil akibat kekurangan energi dalam jangka waktu yang lama. Salah satu dampak kondisi ini meningkatnya risiko kematian ibu, bayi lahir dengan berat badan rendah dan mengalami stunting.
BACA JUGA:
Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan sebanyak 48,9 persen ibu hamil mengalami anemia dan sebanyak 17,3 persen ibu hamil mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Raissa menuturkan, intervensi gizi spesifik dibutuhkan pada wanita hamil yakni dengan memberikan makanan tambahan untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis, mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat, mengatasi kekurangan yodium, menanggulangi kecacingan pada wanita hamil, melindungi wanita hamil dari malaria.
"Ada juga yang namanya tablet tambah darah, penyakit infeksinya juga harus diatasi. Saat hamil diperlukan tambahan untuk mendukung metabolisme, pertumbuhan janin," tutur dia.