Bagikan:

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut bahwa kondisi stunting dan stunted pada anak menjadi salah satu penyebab munculnya tawuran remaja di Jakarta.

Menurut Heru, kondisi stunting pada anak bisa memengaruhi perkembangan mentalnya. Tubuh anak tersebut lebih pendek dari rata-rata anak usianya dan kondisi psikologinya lebih mudah tersulut emosi. Tingkat emosional yang tinggi ini bisa menyebabkan anak tersebut mengikuti tawuran.

"Kalau anak stunting tidak kita atasi, maka, maaf sekali, ketika dia berjalan sampai besar, tubuhnya pendek, emosionalnya tinggi, pemikirannya tidak jernih. Maka, timbul tawuran. Lima atau sepuluh tahun ke depan, kriminalitas semakin tinggi," kata Heru di Bellagio Boutique Mall, Jakarta Selatan, Minggu, 5 Februari.

Menurut Heru, kondisi ini harus jadi perhatian seluruh jajarannya pada tingkat RW, lurah, hingga camat di kawasan Jakarta Selatan. Mengingat, lanjut dia, kondisi kesejahteraan masyarakat yang rendah memengaruhi tingkat kriminalitas di suatu wilayah.

"Kenapa saya sampaikan disini tentang stunting? Karena kalau kita tidak memperhatikan ini, maka anak ini menjadi stunting, maka seumur hidupnya pemerintah daerah harus lebih banyak memperhatikan. Artinya, jaminan pengamanan sosial harus lebih memperhatikan mereka," jelas Heru.

Lebih lanjut, Heru juga menargetkan adanya penurunan indeks potensi kerawanan sosial (IPKS) di Jakarta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun 2020, IPKS Jakarta sebesar 18,9 persen.

"Secara global, secara makro, DKI Jakarta indeks potensi kerawanan sosialnya 18,9 persen. Kalau bagus itu nol. Harapan kami Kapolda, Pangdam, dan jajaran Pemda DKI Jakarta, indeksnya bisa turun terus. Maka dari itu, Pak RW saya titip wilayah, kami bersama Pangdam dan Kapolda akan muter," urainya.

Melanjutkan, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran meminta para ketua RW di Jakarta Selatan yang hadir dalam acara ini untuk menjalan perannya dalam meringankan masyarakat dalam melewati berbagai masalah yang ditemui.

"Bapak-ibu RW ini ujung saraf bagi kami-kami semua ini. Kalian lah yang bisa merasakan, mendengarkan, melihat secara langsung apa yang menjadi harapan warga, apa yang terjadi di lingkungan warga. Kami ingin agar ujung saraf ini berfungsi dengan baik," ucap Fadil.